Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten kawasan industri mulai merasakan dampak pandemi virus corona (Covid-19). Lesunya penjualan lahan baru menjadi tantangan berat emiten di sektor ini di tengah ekspansi investor baru yang kian terbatas akibat pandemi virus asal Wuhan, China ini.
Setidaknya hal itu sudah dirasakan emiten pengelola kawasan industri Grup Sinarmas, melalui PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS).
Managing Director Sinarmas Grup Gandi Sulistiyanto menjelaskan, banyak investor asing yang menunda ekspansi dengan pembelian lahan baru karena kebijakan karantina wilayah di negaranya masing-masing.
"Banyak perusahaan asing mengalami lockdown [karantina wilayah], ekspansi mereka tertunda. Semuanya masih serba menunggu sampai dampak virus akan berakhir nantinya," urai Gandi kepada CNBC Indonesia, pekan lalu.
Dua emiten lain pengelola kawasan industri juga merasakan dampak pandemi Covid-19. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) harus menunda proyek Subang City Industry (SCI) yang seharusnya akan diluncurkan pada September tahun ini.
Vice President of Investor Relations SSIA, Erlin Budiman, saat dihubungi CNBC Indonesia menyatakan, kendati ada proyek yang ditunda, penjualan lahan baru pada kuartal pertama tidak jauh berbeda dari periode yang sama tahun sebelumnya, meski ada sedikit perlambatan karena kebijakan setiap negara yang melarang warganya bepergian hingga Covid-19 mereda.
"Mereka [investor] tidak menahan ekspansi, penundaan terjadi karena travel limitation dan visa, jadi ada proses yang terhambat dari biasanya untuk survei lokasi," kata Erlin Budiman, Jumat (17/4/2020).
Pada tahun ini, emiten bersandi SSIA ini menargetkan pendapatan kurang lebih sama dengan tahun 2019 di kisaran Rp 4 triliun.
"Pendapatan paling besar ditopang konstruksi 65-75%, jadi belum ada pembatalan proyek, makanya top line [pendapatan] masih terjaga," ungkapnya lagi.
Sementara itu, manajemen PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) menuturkan, sepanjang 3 bulan pertama, perseroan masih membukukan penjualan baik dari investor asing maupun lokal, meski ia mengakui dari porsi asing sedikit mengalami tekanan.
"Q1-2020 Jababeka membukukan penjualan industri baik dari asing maupun lokal, dan di bulan April juga masih ada beberapa yang berminat investasi," kata Muljadi Suganda, Sekretaris Perusahaan Jababeka, kepada CNBC Indonesia.
Tidak Ada PHK
Secara langsung, dampak pandemi ini berdampak pada arus kas perusahaan. Namun demikian, pemutusan hubungan kerja (PHK) belum menjadi opsi bagi perusahaan pengelola kawasan industri. Opsi efisiensi tetap menjadi pilihan terbaik di tengah kondisi pandemi seperti ini.
"Karyawan kami tetap pertahankan tidak ada PHK massal," kata Gandi Sulistiyanto melanjutkan.
Meski demikian, ketiga emiten tersebut akan meninjau kembali target penjualan maupun laba bersih sembari melihat perkembangan pasar yang lebih kondusif.
"Saat ini tahun ini tetap mencoba achieve target yang sudah ditetapkan, namun kalau ada ada bencana yang kita hadapi bersama (Covid-19), kita berusaha melakukan cost efisiensi," tutur Erlin Budiman.
(tas/tas)"ada" - Google Berita
April 20, 2020 at 09:21AM
https://ift.tt/3cwdPjh
Dihajar Corona, Emiten Kawasan Industri Tegaskan Tak Ada PHK! - CNBC Indonesia
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dihajar Corona, Emiten Kawasan Industri Tegaskan Tak Ada PHK! - CNBC Indonesia"
Post a Comment