"Ini jangan dilupakan penyakit lain, tanpa mengesampingkan penyakit pandemi sekarang. Tapi ini (DBD) tidak boleh diabaikan," ujar Terawan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (13/3).
"Kita harus sama-sama berjuang supaya bisa selesai dan konsentrasi ke masalah pandemi corona, tapi jangan habis di satu sisi energinya," katanya.
Terawan menuturkan, jumlah korban meninggal paling banyak akibat DBD ada di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur dan diikuti Jawa Barat serta Lampung. Menurutnya, telah ada tim dari Kemenkes yang dikirim ke Sikka untuk menangani penyakit DBD.
[Gambas:Video CNN]
Selain itu, ia juga mengingatkan agar masyarakat terus melakukan tindakan preventif agar penyakit DBD tak menyebar. Mulai dari program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), fogging, dan menjalankan program 3M-menguras, menutup, dan mengubur untuk mencegah berkembangnya jentik nyamuk.
"PSN itu harus dilakukan, preventif harus dilakukan, karena ini sangat mematikan. 100 lebih meninggal di Indonesia," tuturnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat dari awal Januari hingga 11 Maret 2020 ada 17.820 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dari berbagai provinsi di Indonesia.
Dari catatan tersebut, Lampung menjadi provinsi dengan angka kasus DBD tertinggi, yakni 3.431 kasus. Sementara, Nusa Tenggara Timur (NTT) jadi provinsi dengan jumlah kematian akibat DBD terbanyak. (psp/ain)
"ada" - Google Berita
March 13, 2020 at 02:48PM
https://ift.tt/3aVUDuJ
Menkes: Ada Corona, DBD Tak Boleh Diabaikan - CNN Indonesia
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menkes: Ada Corona, DBD Tak Boleh Diabaikan - CNN Indonesia"
Post a Comment