
Marketing Director PT Indomarco Prismatama Wiwiek Yusuf mengatakan jumlah konsumen dan pembelian di Indomaret sejauh ini masih terbilang normal. Menurutnya, mayoritas masyarakat ibu kota sudah mempersiapkan kebutuhan sejak akhir bulan lalu.
"Masih normal. Kami kira masyarakat sudah mempersiapkan ini khususnya setelah gajian bulan lalu," ungkap Wiwiek kepada CNNIndonesia.com, Selasa (7/4).
Hal serupa diungkapkan oleh manajemen Transmart, yakni PT Trans Retail Indonesia. Vice President Corporate Communication Satria Hamid menyatakan jumlah konsumen dan pembelian hingga pukul 13.30 WIB masih normal. "Pada pukul 13.30 WIB toko kami di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara itu jumlah konsumennya normal. Artinya mereka sudah mempersiapkan ini sejak jauh-jauh hari," ujar Satria.
Menurutnya, kenaikan nilai transaksi justru terjadi pada tujuh hari sebelumnya. Rata-rata masyarakat menambah jumlah belanjaannya berupa kebutuhan pokok sebanyak 50 persen dari biasanya.
"Jadi jumlah konsumen normal, tapi fenomena tujuh hari terakhir ini mereka menambah belanja 50 persen lebih banyak. Kebanyakan yang ditambah adalah bahan sembako," tutur Satria.
Meski belum ada lonjakan konsumen dan transaksi pembelian, tapi Satria mengaku pihaknya akan terus memantau penuh pergerakan hingga sore ini. Ia memastikan seluruh stok bahan pokok tersedia untuk 90 hari ke depan.
"Kami sudah persiapkan stok tiga kali lebih banyak dari kondisi normal. Kami sudah siapkan 90 hari ke depan berarti April, Mei, dan Juni," jelasnya.
Sementara, ia juga meminta kepada pemerintah agar tak membatasi pergerakan karyawan untuk pergi bekerja. Pasalnya, sejumlah karyawan tinggal di luar Jakarta.
"Kami minta karyawan tetap diberikan akses untuk bisa ke Jakarta dan bekerja di toko. Banyak karyawan tinggal di Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor," ucap Satria.
Selain itu, Satria juga berharap pemerintah memastikan distribusi pengiriman barang tidak terganggu di tengah penerapan PSBB ini. Ia meminta agar tak ada tambahan birokrasi dalam proses pengiriman barang.
Pada awal Maret, warga dilanda kepanikan setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan soal dua orang yang positif virus corona (Covid-19). Sejak pengumuman tersebut, masyarakat banyak menyerbu toko ritel dan apotek.
Di apotek, mereka panik dan membeli barang-barang kebutuhan kesehatan khususnya obat-obatan, antiseptik, dan masker dalam jumlah banyak. Dalam istilah ekonomi dikenal dengan nama panic buying atas fenomena itu. Di toko ritel, mereka memborong barang kebutuhan pokok atau sembako, seperti makanan instan, minuman kemasan, hingga popok bayi, secara berlebihan dalam sehari.
(aud/age)
"ada" - Google Berita
April 07, 2020 at 02:58PM
https://ift.tt/2RfnLWs
Menkes Tetapkan PSBB di DKI, Tak Ada 'Panic Buying' di Ritel - CNN Indonesia
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menkes Tetapkan PSBB di DKI, Tak Ada 'Panic Buying' di Ritel - CNN Indonesia"
Post a Comment