TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Herawati Sudoyo, mengatakan belum ada penelitian ihwal kaitan hidup matinya virus Corona dengan suhu udara.
"Sampai sekarang belum ada penelitian mengenai peran dari suhu terhadap mati atau hidupnya Coronavirus," kata Herawati menjawab asumsi bahwa virus Corona tak ada di Indonesia karena cuaca yang cenderung panas, Ahad, 1 Maret 2020.
Herawati mengatakan virus Corona memang akan mati jika dipanasi dengan suhu 56 derajat Celcius selama 30 menit. Namun, dia mengingatkan bahwa suhu di Indonesia pun tak mencapai 56 derajat Celcius.
"Jadi itu sangat spekulatif kalau dibilang temperatur akan mengurangi," ujar Herawati. Dia hanya berujar, secara teori memang musim dingin membuat imun tubuh menurun sehingga mudah terserang penyakit.
Dia pun memberikan tips pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat. Merujuk pengalaman penyebaran flu burung atau H5N1 pada 2005, Herawati mengatakan ketahanan tubuh berperan penting.
Di tengah ancaman virus Corona ini, dia pun menyarankan masyarakat tetap menjaga kebersihan dan hati-hati berinteraksi dengan orang lain.
"Virus ini ditularkan melalui batuk, sneezing (bersin), berarti kan lingkungan. Enggak ada cara lain kecuali kalau kita duduk, bersihkan mejanya, cuci tangan berulang-ulang. Itu saja sebenarnya sudah mengurangi (ancaman) infeksi penyakit tersebut," kata dia.
Virus Corona pertama kali merebak di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Namun penyebaran virus ini kini sudah menjangkau sekitar 58 negara di dunia. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 2.979 orang meninggal dunia dan 86.989 terjangkit COVID-19. Adapun jumlah pasien sembuh tercatat sebanyak 42.294.
"ada" - Google Berita
March 02, 2020 at 07:07AM
https://ift.tt/3cmLi0A
Ada Isu Virus Corona Mati di Iklim Indonesia, Peneliti: Spekulasi - Cek Fakta Tempo
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ada Isu Virus Corona Mati di Iklim Indonesia, Peneliti: Spekulasi - Cek Fakta Tempo"
Post a Comment