Search

Andai Tak Ada Libur, Kira-kira IHSG Menguat atau Melemah? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan di bursa saham tanah air pada hari ini, Selasa (24/12/2019), diliburkan seiring dengan cuti bersama hari raya Natal. Perdagangan di bursa saham Indonesia baru akan dilanjutkan pada hari Kamis (26/12/2019).

Namun, kalau saja tak ada cuti bersama pada hari ini, bagaimana kira-kira kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selaku indeks saham acuan di Indonesia?

Guna memproyeksikan arah pergerakan IHSG, kita bisa mengamati kinerja indeks saham utama di kawasan Asia. Biasanya, kinerja IHSG akan mengekor kinerja indeks saham utama tersebut.


Di kawasan Asia, ada lima indeks saham yang lazim dijadikan acuan oleh pelaku pasar, yakni Nikkei (Jepang), Shanghai (China), Hang Seng (Hong Kong), Straits Times (Singapura), dan Kospi (Korea Selatan).

Pada perdagangan hari ini, mayoritas indeks saham utama di kawasan Asia tersebut bergerak di zona merah. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei melemah 0,05%, indeks Hang Seng terkoreksi 0,14%, dan indeks Kospi melemah 0,5%. Sementara itu, indeks Shanghai naik 0,21% dan indeks Straits Times menguat 0,25%.

Bursa saham Benua Kuning melemah kala bursa saham AS alias Wall Street kembali mencetak rekor. Pada perdagangan kemarin (23/12/2019), indeks Dow Jones ditutup naik 0,34%, indeks S&P 500 menguat 0,09%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 0,23%. Ketiga indeks saham acuan di AS tersebut ditutup di level tertinggi sepanjang masa.


Sebelumnya pada perdagangan terakhir di pekan kemarin, Jumat (20/12/2019), Wall Street juga sudah mencetak rekor. Kala itu, indeks Dow Jones ditutup naik 0,28%, indeks S&P 500 menguat 0,49%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 0,42%.

Kehadiran perkembangan positif yang menyelimuti hubungan AS-China di bidang perdagangan menjadi faktor utama yang memantik aksi beli di bursa saham AS dalam beberapa waktu terakhir.

Seperti yang diketahui, AS dan China sebelumnya telah mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mencapai kesepakatan dagang tahap satu yang sudah begitu dinanti-nantikan pelaku pasar saham dunia.

Dalam wawancara dengan CNBC International, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengungkapkan bahwa dirinya optimistis kesepakatan dagang akan bisa diteken pada bulan Januari.

Kemudian, cuitan Trump kini semakin mempertegas bahwa kesepakatan dagang akan benar-benar bisa diteken. Pada hari Jumat waktu setempat (20/12/2019), Trump memposting sebuah cuitan yang isinya mengatakan bahwa dirinya telah melangsungkan "pembicaraan yang sangat baik" dengan Presiden China Xi Jinping terkait dengan beberapa hal, termasuk kesepakatan dagang kedua negara. Pembicaraan tersebut dilakukan melalui sambungan telepon.

"Telah melangsungkan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Xi dari China terkait kesepakatan dagang kami yang begitu besar. China telah memulai pembelian produk agrikultur dan produk-produk lainnya secara besar. Formalisasi kesepakatan dagang sedang disiapkan. Juga berbicara mengenai Korea Utara, di mana kami bekerja sama dengan China, & Hong Kong (progres!)," cuit Trump melalui akun Twitter @realDonaldTrump.

Dari kubu Beijing, ada juga perkembangan yang positif. Melansir CNBC International yang mengutip kantor berita Xinhua, Xi mengatakan bahwa kesepakatan dagang tahap satu dengan AS akan menguntungkan kedua belah pihak.

"Kesepakatan dagang tahap satu yang telah dicapai antara AS dan China merupakan sebuah hal yang baik bagi AS, China, dan seluruh dunia," kata Xi, seperti dilansir dari CNBC International.

"Baik pasar [keuangan] AS maupun China, beserta dengan [pasar keuangan] dunia, telah merespons dengan sangat positif hal ini [disepakatinya kesepakatan dagang tahap satu]. AS berniat untuk menjaga komunikasi secara intens dengan China dan berjuang untuk menandatangani dan mengimplementasikannya secepat mungkin."

Sebagai catatan, hingga kini teks kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China memang belum ditandatangani. Menurut Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, kedua negara berencana untuk memformalisasi kesepakatan dagang tahap satu tersebut pada pekan pertama Januari 2020.

Lebih lanjut, China sudah menunjukkan etikat baik dengan semakin membuka perekonomiannya. Melansir Bloomberg, kemarin China mengumumkan bahwa pihaknya akan menurunkan bea masuk bagi sebanyak 859 jenis produk impor mulai awal tahun depan.


Kementerian Keuangan China menyebut bahwa pihaknya akan menerapkan bea masuk sementara yang lebih rendah dari bea masuk yang dikenakan terhadap barang-barang dari most-favored-nation (MFN).

Daging babi beku, alpukat beku, hingga beberapa jenis semikonduktor termasuk ke dalam daftar produk yang bea masuknya akan dikurangi oleh Beijing.

Sebagaimana dilansir dari Reuters, bea masuk terhadap daging babi beku akan dipangkas menjadi 8%, dari tarif MFN yang sebesar 12%, sedangkan bea masuk terhadap alpukat beku akan dikurangi menjadi 7%, dari tarif MFN sebesar 30%.

Pada tahun 2018, nilai dari 859 jenis produk impor tersebut adalah sekitar US$ 389 miliar atau sekitar 18% dari total impor China kala itu yang senilai US$ 2,14 triliun.

Penguarangan bea masuk ini bisa dinikmati oleh negara-negara yang menjadi anggota World Trade Organization (WTO). Sementara itu, bagi negara-negara yang memiliki kesepakatan dagang dengan China, bea masuknya bisa menjadi lebih rendah lagi.

Dilansir dari Bloomberg, negara-negara yang memiliki kesepakatan dagang dengan China meliputi Selandia Baru, Peru, Kosta Rika, Swiss, Islandia, Singapura, Australia, Korea Selatan, Georgia, Chili, dan Pakistan.

Let's block ads! (Why?)



"ada" - Google Berita
December 24, 2019 at 12:53PM
https://ift.tt/376RMNk

Andai Tak Ada Libur, Kira-kira IHSG Menguat atau Melemah? - CNBC Indonesia
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Andai Tak Ada Libur, Kira-kira IHSG Menguat atau Melemah? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.