Jakarta, CNBC Indonesia - Pada penutupan perdagangan Senin (23/3/2020) saham IHSG kembali tertekan, turun 4,89% ke level 3.989,52 dengan rentang harga tertinggi 4.194,94 dan terendah 3.975,19, karena sentimen yang memburuk akibat lonjakan wabah virus corona.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Senin kemarin sebesar Rp 5,6 triliun, dengan investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) Rp 36,65 miliar di pasar reguler dan negosiasi.
Saham-saham yang mendorong penurunan di antaranya PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) (-6,97%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) (-6,96%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) (-6,96%) , Sedangkan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) (-6,95%) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) (-6,95%).
Penurunan IHSG seiring dengan anjloknya saham Wall Street yang turun pada penutupan perdagangan Senin (23/3/2020) setelah RUU dari stimulus pemerintahan Trump masih belum mendapat persetujuan di Senat.
Hal tersebut membuat bursa saham Wall Street mengalami tekanan, indeks Dow Jones turun 582,05 poin, atau 3%, dan penurunan bulan terburuk sejak 1931. S&P 500 turun 2,9% menjadi 2.237 dan Nasdaq melemah cukup tipis 0,3%.
Faktor yang menahan laju koreksi bursa saham Wall Street adalah pengumuman dari Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed). The Fed mengatakan akan memulai program pembelian aset terbuka.
Bank sentral mengatakan program tersebut akan berjalan dalam "jumlah yang diperlukan untuk mendukung kelancaran fungsi pasar dan transmisi kebijakan moneter yang efektif ke kondisi keuangan dan ekonomi yang lebih luas." seperti yang dilansir dari CNBC Internasional.
Secara fundamental, pada perdagangan pagi ini Selasa (24/3/2020) bursa saham Wall Street futures (kontrak berjangka) kemungkinan menjadi pemicu bangkitnya IHSG untuk bisa melenggang ke zona hijau, Setelah Dow Jones Futures pergerakan pukul 07:10 WIB naik 1.27% pada 18.726, yang diikuti S&P 500 dan Nasdaq 100 yang kesemuanya berada di zona hijau.
Sementara kenaikan di futures Dow Jones Industrial Average senada dengan pergerakan IHSG secara teknikal, mari kita simak analisis teknikal di bawah ini.
Foto: Revinitif
|
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area resistance dan support, bergerak terbatas (sideway). Perlu melewati salah satu level resistance maupun support. Tahanan atas atau resistance berada di 4.060 dan berlanjut ke area 4.130. Sementara tahanan bawah atau support berada di 3.915 hingga area 3.840.
Sementara pola batang lilin (candlestick) mengalami tekanan jual. Dari indikator stochastic yang digunakan untuk memberikan sinyal beli dan sinyal jual dengan menggunakan dua buah perpotongan garis sinyal memberi dukungan teknikal untuk bergerak ke bawah terlebih dahulu. Artinya, masih ada penurunan, namun garis Moving Average (MA) yang sudah berada di atas area 20%, pergerakan cenderung untuk naik.
Secara keseluruhan, sentimen positif yang datang dari The Fed dan juga teknikal yang menunjukkan area MA yang sudah di atas 20%, maka IHSG di perkirakan untuk mengalami rebound.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
"ada" - Google Berita
March 24, 2020 at 07:45AM
https://ift.tt/2UCwDX4
Ada Angin Segar, IHSG Siap Rebound Hari Ini - CNBC Indonesia
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ada Angin Segar, IHSG Siap Rebound Hari Ini - CNBC Indonesia"
Post a Comment