Search

Ada Kasus Jiwasraya, Investasi Properti dan Tambang Bakal Moncer? - Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan ada dua sektor yang bakal moncer di Tahun Tikus Logam Kalender Cina. Sektor tersebut adalah properti dan pertambangan. Terpengaruh kasus Jiwasraya?

Prediksi tersebut bukan tanpa alasan. Hans melihat ada beberapa pendorong dua sektor tersebut bakal tumbuh baik pada tahun ini. Salah satunya adalah goyangnya investasi di produk asuransi dan reksadana lantaran terimbas kasus Jiwasraya.

"Goyangnya investasi di produk asuransi dan reksadana sedikit banyak membuka angin segara bagi investasi properti, peluang orang mengalihkan investasi sangat terbuka. Investor akan berhati-hati dengan penawaran fixed rate industri asuransi akibat kasus Jiwasraya," ujar dia dalam keterangan tertulis, Sabtu, 25 Januari 2020.

Investasi di sektor asuransi, menurut Hans, menawarkan bunga yang tinggi. Namun, strategi penempatan investasi di saham dan pasar modal yang cenderung berisiko membuka kekhawatiran masyarakat akan adanya kasus sama seperti yang menimpa beberapa asuransi.

Di sisi lain, Hans melihat industri reksadana juga terpukul dengan rontoknya lebih dari 35 produk reksadana dari beberapa manajer investasi pada akhir tahun lalu. Padahal, selama ini investor percaya investasi di reksadana berisiko lebih rendah daripada membeli sendiri saham.

"Investor kami perkirakan akan memilih investasi yang menjanjikan dan perlu waktu untuk memulihkan trauma yang ada," tutur Hans. "Siklus sektor properti kami perkirakan akan mencapai puncak di tahun 2012-2014 dan lalu berangsur turun, maka dari tahun lalu kami melihat awal periode kenaikan sektor properti."

Alasan lainnya yang membuat sektor properti bakal moncer, kata Hans, adalah adanya dukungan dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia hingga 100 basis poin pada tahun lalu dan pelonggaran di kebijakan LTV. Di samping minat orang untuk berinvetasi juga mulai menghangat kembali setelah tahun pemilu lewat.

Di sektor investasi logam, Hans melihat emas, nikel, dan timah bisa menjadi pilihan. Emas cenderung menguat seiring dengan adanya tensi geopolitik di Timur Tengah. Sebabnya, komoditas tersebut kerap dianggap sebagai aset safe haven ketika adanya kenaikan risiko di pasar global. Selain perang, nilai emaas juga terangkat akibat adanya kekhawatiran resesi global akibat perang dagang.

Adapun nikel diperkirakan mengalami kenaikan harga setelah Indonesia memutuskan melarang ekspor nikel mentah. Kebijakan tersebut berakibat kepada berkurangnya pasokan dunia. Di samping pemerintah Cina mulai mengamankan cadangan nikelnya.

"Timah juga kami perkirakan menarik akibat perubahan pada peta kendaraan dunia dimana kendaraan listrik menjadi kebutuhan di masa depan. Kebutuhan Timah akan meningkat," tutur Hans.

CAESAR AKBAR

Let's block ads! (Why?)



"ada" - Google Berita
January 26, 2020 at 10:28AM
https://ift.tt/3aIMt9H

Ada Kasus Jiwasraya, Investasi Properti dan Tambang Bakal Moncer? - Tempo
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ada Kasus Jiwasraya, Investasi Properti dan Tambang Bakal Moncer? - Tempo"

Post a Comment

Powered by Blogger.