Bertutur kepada CNNIndonesia.com saat ditemui di RS Royal Taruma Jakarta Barat, Revelino atau yang akrab disapa Nanda menceritakan suasana keluarga ketika mengetahui anggota mereka terjebak di dalam peti dan jatuh menghujam tombak di bawahnya.
Mereka semua menyaksikan detik-detik insiden nahas yang menimpa Edison tersebut, melalui tayangan di televisi.
"Kaget," kata pertama yang meluncur dari mulut Revelino kepada CNNIndonesia.com saat mengenang suasana Rabu malam itu.
Kala itu, Revelino baru tiba di kediamannya dari Bali ketika Edison mengumumkan akan tampil langsung di sebuah acara di stasiun televisi swasta.
"Tonton ya guys," kata Edison dengan percaya diri di grup WhatsApp keluarga mereka. Edison memang kerap mempromosikan aksinya sebagai stuntman.
Revelino menanggapi promosi adiknya itu dengan santai. Tak terbersit pikiran negatif sedikit pun apa yang bakal terjadi kepada adiknya itu. Revelino terbiasa melihat tingkah adiknya tak bisa diam tersebut sejak masih anak-anak.
Aksi Demian yang memandu The Death Drop tampak berjalan seperti atraksi ilusionis lainnya. Hanya keluarga Edison yang tau posisi anggota mereka di dalam aksi tersebut. Hingga peti yang tergantung jatuh menghantam tombak, sesuatu mulai tak berjalan semestinya.
Grup WhatsApp keluarga mendadak berbunyi tanda pesan masuk. Pesan itu datang dari Ayu, istri Edison.
Pesan dari Ayu membangunkan lamunan Revelino dari aksi di layar televisi yang mulai ganjil tersebut, "Itu kenapa ada orang di dalam box? Echon cerita [sebelum tampil] mestinya tidak ada orang," isi pesan Ayu.
Pikiran buruk langsung menghinggapi benak Revelino. Ia refleks mengambil telepon genggam dan mencari nomor adiknya, memastikan pikiran buruk tersebut hanya sekadar kekhawatiran belaka. Nomor Edison tak menjawab.
Mulai panik dan semakin khawatir, Revelino mencoba kembali menghubungi Edison. Kali ini ada yang menjawab, namun bukan oleh suara adik yang Revelino kenal.
Suara dari balik telepon itu memastikan kekhawatiran Revelino dan keluarganya akan Edison benar-benar terjadi, Edison lah yang ada di peti yang menghujam tombak runcing di layar televisi tersebut.
Sempat terdiam untuk mencerna informasi yang ia terima, Revelino kemudian memutuskan mendatangi rumah sakit tempat Edison dilarikan.
"Saya keluarga pertama yang tiba di sini [rumah sakit], masih ketemu sama Echon di UGD. Saat itu dia masih sadar dan ngomong kalau kakinya, tulang kering dan paha patah," kenang Nanda.
Drama belum berakhir. Edison terus mengerang kesakitan. Wajar, ia tertusuk beberapa tombak sekaligus di sejumlah lokasi di tubuhnya. Di antaranya, punggung dan bokong Edison tertusuk tombak.
"Dok, tolong saya dibius dok. Sakit dok," erang Edison berkali-kali di ruang UGD RS Royal Taruma, dini hari kala itu.
Dokter pun membawa Edison yang masih mengerang itu ke ruang operasi. Keluarga hanya dapat menyaksikan sosok yang selalu tampak kuat dan berani itu mengerang kesakitan. Jam sudah menunjukkan pukul satu pagi, hari pun sudah berganti.
Pukul lima pagi. Pintu operasi terbuka untuk kali pertama setelah empat jam yang menegangkan bagi keluarga Edison. Perwakilan dokter pun keluar menghadapi keluarga Edison, ia siap mengatakan segala sesuatunya kepada mereka meski itu adalah kabar terburuk sekalipun.
"Bapak dan ibu, sebelum operasi, denyut jantung Edison sempat berhenti," kata dokter tersebut. Kabar ini bak hantaman keras bagi Revelino dan keluarganya.
Ayu, istri Edison, histeris. Ia tak pernah menyangka sosok suami yang ia cintai dan gemar bergurau itu akan mengalami situasi seperti ini. Ia tak bisa membayangkan akan menjalani hidup tanpa Edison.
Apalagi, ia lah orang pertama menyadari ada yang tak beres dari aksi The Death Drop tersebut.
"Kaaak, ituu gimanaaa??" kata Ayu lemas, ia shock berat. Keluarga pun berusaha menenangkan dia, termasuk sang dokter.
"Namun kami sempat pompa kembali dan kini sudah ada denyutnya lagi," kata sang dokter.
Beberapa jam kemudian usai operasi, Edison mulai sadar. Ia mulai menggerakkan tanda bergerak dan memunculkan respons.
Edison menyadari ia berbaring di rumah sakit. Ingin berbicara namun terasa sulit karena masih menggunakan selang, ia meminta alat tulis.
"Gue dioperasi?" kata Edison pertama kali. "laper," lanjutnya.
Kini, Edison pun sudah dipindahkan ke ruang rawat inap intermediate. Kondisinya semakin membaik. Bersyukur aktivtas olahraga selama ini membuat fisiknya pulih lebih cepat.
"Saya bilang kepada Edison jangan terlalu banyak bergerak karena ia masih berada di bawah pengaruh obat bius dan belum pulih sepenuhnya." kata Revelino yang masih menemani Edison Wardhana di rumah sakit sampai kini. (end)
Read More https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20171205171808-234-260303/kepanikan-keluarga-lihat-insiden-edison-stuntman-demian-di-tv/Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kepanikan Keluarga Lihat Insiden Edison Stuntman Demian di TV"
Post a Comment