CNBC Indonesia merangkum, setidaknya ada beberapa emiten yang akan melaksanakan rights issue dengan emisi cukup besar seperti emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Bank Bukopin Indonesia Tbk (BBKP).
TPIA berencana melepas sebanyak 7,16 miliar saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) III atau rights issue dengan nilai nominal Rp 200/saham. Namun, belum ditetapkan berapa harga pelaksanaan rights issue ini.
Investor Relation PT Barito Pacific Tbk (BRPT), induk dari TPIA, Allan Alcazar menjelaskan, TPIA membutuhkan investasi senilai US$ 5 miliar atau Rp 70 triliun membangun pabrik kedua di Cilegon. Untuk memenuhi kebutuhan investasi tersebut, perseroan berencana melaksanakan penambahan modal melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan mengundang investor strategis.
Dia menyatakan, saat ini proses rights issue tetap berjalan dan baru akan meminta persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Februari 2020 mendatang.
"Rights issue itu strategi mereka untuk pendanaan CAP II, mereka butuh US$ 5 miliar untuk pembangunan total," kata Allan Alcazar, saat ditemui di kawasan SCBD Jakarta, Kamis (26/12/2019).
Dalam keterbukaan informasi di BEI, Jumat, 3 Januari 2020, Bank Bukopin juga mengumumkan bakal melaksanakan rights issue sebanyak 4,66 miliar lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Penawaran ini akan berlaku efektif 28 Februari mendatang.
Bukopin akan menggunakan dana dari aksi korporasi ini untuk mendukung perkembangan bisnis perseroan.
Anugerah Zamzami Nasr, Equity Analyst PT Phillip Sekuritas berpendapat, prospek saham-saham perusahaan yang melaksanakan rights issue akan sangat ditentukan oleh kondisi fundamental emiten dan tujuan dari penggunaan dananya.
"TPIA cukup besar target dana rights issue, tapi ini untuk pendanaan ekspansi, jadi dinilai positif," kata Zamzami kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/01/2020).
Namun, kata dia, bila melihat komposisi pemegang saham publik TPIA saat ini hanya 8,4%, ada kemungkinan lebih banyak diserap oleh pemegang saham selain publik.
"Pemegang saham mayoritasnya masih BRPT," tukas Zamzami. (hps/hps)
"ada" - Google Berita
January 03, 2020 at 10:19AM
https://ift.tt/2rOLZx4
Awal Tahun ada Rights Issue Jumbo, Menarikah Sahamnya? - CNBC Indonesia
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Awal Tahun ada Rights Issue Jumbo, Menarikah Sahamnya? - CNBC Indonesia"
Post a Comment