"Saya dapat mengatakan, hal itu tak mengejutkan saya," ungkapnya, seperti dikutip dari Page Six.
Saffo mengatakan, perancang mode yang berasal dari Kansas City, Missouri itu menderita depresi dalam tiga-empat tahun terakhir dan menolak bantuan medis, ditengarai karena itu akan memengaruhi imej 'happy-go-lucky' yang melekat di dirinya.
"Dia (Spade) selalu hadir dengan bersemangat dan riang, dan saya merasa semua tekanan/stres dari label busananya (KS) mungkin telah mengubah dirinya menjadi manik depresif."
Saffo mengatakan bahwa dalam tiga atau empat tahun terakhir dia berupaya keras mencoba agar adiknya yang bernama asli Katherine Brosnahan - bantuan yang sangat dibutuhkannya.
"Saya hampir bisa membuatnya menjalani perawatan, ke tempat yang sama dengan yang dijalani aktris Catherine Zeta-Jones untuk program pengobatan bipolarnya yang sukses. Saya berbicara dengan mereka di telepon (tidak mengatakan kepada mereka siapa persisnya pasien itu). Mereka setuju untuk terbang dan berbicara dengan Spade dan membawanya bersama mereka ke pusat perawatan," tulis Saffo.
"Dia (Spade) sudah siap untuk pergi - tetapi kemudian ketakutan pada pagi hari. Saya bahkan mengatakan saya (akan) pergi bersamanya dan menjadi seorang 'pasien' juga (dia menyukai ide itu). . . Itu sepertinya membuatnya lebih nyaman, dan kami hampir saja pergi dengan mengemasi tasnya, tetapi - pada akhirnya, 'imej' bahwa Kate Spade seorang yang riang dan 'happy-go-lucky' lebih penting baginya untuk tetap dijaga. Dia benar-benar khawatir tentang apa yang akan dikatakan orang jika mereka tahu akan hal ini. "
Tak hanya itu, Saffo mengatakan bahwa dirinya juga masih ingat betapa menganggunya ketika Spade justru tertarik dengan kabar bunuh dirinya aktor Robin Williams. Aktor itu gantung diri pada tahun 2014 dan Saffo khawatir 'hal itu' turut memengaruhi Spade.
"Dia terus menontonnya dan menontonnya berulang-ulang. Saya pikir rencana 'kepergiannya' itu sudah ada bahkan sejauh itu, " katanya.
Menurut Saffo, suami dan mitra bisnis Spade, Andy Spade, juga memainkan peran kunci dalam melobi ikon mode tersebut untuk mendapatkan bantuan - tetapi tidak berhasil. Pada titik tertentu, keluarga menyadari ada begitu banyak hal yang bisa dilakukan.
Suatu kali, Saffo mengatakan bahwa Spade membuat permintaan yang sederhana tapi muram, agar dia datang ke pemakamannya.
"Setelah beberapa kali mencoba (mengajaknya mendapat bantuan medis), akhirnya saya melepaskannya," tulis Saffo.
"Terkadang kamu tak bisa 'menyelamatkan' orang dari diri mereka sendiri! Hal terakhir yang dia katakan kepada saya adalah, 'Reta, saya tahu kamu benci pemakaman. . . tapi bagiku, tolong, kamu setidaknya harus datang ke pemakaman saya.'"
Saffo ingin memastikan dunia tahu betapa istimewanya adik perempuannya.
"Dia seorang yang sangat baik, sangat lucu. Saya akan kehilangan kenangan percakapan telepon 6-7-jam-panjang antara New York dan New Mexico, " tulis Saffo.
Masalah depresi jangan dianggap enteng. Jika Anda pernah memikirkan atau merasakan tendensi bunuh diri, mengalami krisis emosional, atau mengenal orang-orang dalam kondisi itu, Anda disarankan menghubungi pihak yang bisa membantu, misalnya saja Komunitas Save Yourselves https://www.instagram.com/saveyourselves.id, Yayasan Sehat Mental Indonesia melalui akun Line @konseling.online, atau Tim Pijar Psikologi https://pijarpsikologi.org/konsulgratis (rah)
Read More https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180606172706-277-304070/kakak-kate-spade-derita-depresi-bertahun-tahunBagikan Berita Ini
0 Response to "Kakak: Kate Spade Derita Depresi Bertahun-tahun"
Post a Comment