Kapanlagi.com - Publik kembali berduka. Harry Moekti, Mantan rocker Tanah Air yang tenar di era 80an ini telah berpulang ke pangkuan Illahi pada Minggu (24/6) pada usia 61 tahun di Rumah Sakit Dustira, Cimahi, Jawa Barat.
Kepergian Harry Moekti sisakan banyak kenangan, tak terkecuali kenangan saat-saat ia beraksi di atas panggung hingga menjadi dai yang tak gentar serukan khilafah. Simak perjalanannya di bawah.
1. mengawali Karier sebagai rocker.
Terlahir dengan nama Hariadi Wibowo, Harry Moekti mengawali karirnya dari Festival Lagu Populer Indonesia pada tahun 1989. Dari ajang tersebut lahirlah sebuah album kompilasi yang tak hanya melambungkan namanya saja, tapi juga membuat nama Ruth Sahanaya, Trio Libels. hingga Emilia Contessa turut dikenal publik. Dalam Album tersebut Harry membawakan single Aku Suka, Kamu Suka.
2. Ia terus berkarya dan ketenaran nggak terelakan
Single Aku Suka, Kamu Suka langsung meledak di pasaran dan berhasil terjual ratusan ribu kopi. Kesuksesan itu menyulut Harry untuk semakin berkarya. Lelaki yang namanya bisa dibilang sejajar dengan Gito Rollies ini lantas merilis album bertajuk MAUKAH KAMU pada 1993.
Nggak berhenti di situ, Harry Moekti juga membentuk grup band bernama Makara Band. Bersama kawan-kawan semasa kuliah di Universitas Indonesia (UI), Harry dan band tersebut berhasil menelurkan hits Laron Laron.
Karya-karya Hari jadi favorit, dan menurut Merdeka, honor manggungnya mencapai 50 juta rupiah saat itu. Terlebih lagi totalitas Harry Moekti di panggung juga nggak main-main. Ya, suaranya yang serak melengking serta aksinya yang atraktif loncat sana sini bikin penonton semakin mencintainya.
3. Gegap gempita ketenaran ternyata nggak menenangkan batinnya.
Kendati tenar dan bergelimpangan harta, nyatanya Harry Moekti masih rasakan gelisah. "Salat enggak pernah puas, terkenal enggak pernah puas," ujar Hari seperti direkam oleh akun YouTube Vertizone TV.
Nampak sudah digariskan, kegelisahan Hari terjawab oleh kedatangan seorang pendakwah yang berikan nasehat. "Padahal saya itu santunan, anak yatim, sunatan massal. Pokoknya, orang perlu uang, saya kasih," ujarnya seperti yang dilansir dari CNN. Ya, meski rajin sedekah, batin Harry tetap tak tenang, karenanya atas saran pendakwah yang disembunyikan namanya itu, Hari putuskan untuk berhijrah.
4. Totalitas berhijrah, hingga mendukung seruan Khilafah.
Keputusan untuk berhijrah bikin Harry Moekti tinggalkan panggung hiburan. Ia menanggalkan segala kenyamanan sebagai entertainer dan beralih profesi menjadi dai. Kharismanya di panggung tak berubah. Bedanya, bukan lagi teknik vokal yang keluar dari bibirnya, namun lafaz Illahi disertai seruan untuk mendukung khilafah.
Ya, Khilafah. Dilansir dari antaranews, Harry Moekti sempat berpendapat bahwa Sistem Khilafah adalah sistem terbaik untuk negeri ini. Ia juga disebut-sebut terlibat dengan ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Namun menurut CNN Tak diketahui sejauh mana hubungan atau keterlibatan Harry Moekti dalam organisasi HTI.
Setelah jalani seluruh cerita di atas, kini Harry Moekti menghadap Sang Kuasa. Segala karya serta jejak dakwahnya tetap terukir dan jadi inspirasi kendati ia telah berpulang pada Illahi.
Sayang untuk dilewatkan!
(kpl/mag)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perjalanan Harry Moekti, Dari Musisi Yang Rajin Sedekah Hingga Putuskan Hijrah"
Post a Comment