Selasa (14/1/2020), harga batu bara kontrak berjangka ICE Newcastle ditutup anjlok 3,5% ke level US$ 74,45/ton. Sebelumnya harga batu bara sempat melesat tajam dalam dua sesi perdagangan dan menyentuh level tertinggi sejak September 2019.
Anjloknya harga batu bara setelah melesat signifikan juga dipicu oleh kurang konkretnya kesepakatan dagang fase satu antara AS dan China. Tarif masih dikenakan, cuma dipangkas jadi setengahnya.
Tarif yang tadinya 15% dipangkas jadi 7,5% untuk barang China senilai US$ 120 miliar. Sementara untuk produk China senilai US$ 250 miliar akan tetap tarifnya 25%. Tak ada perkembangan terbaru terkait kesepakatan dagang yang akan diteken hari ini Washington.
Jika memang demikian, bisa dipastikan di sepanjang tahun 2020 tarif yang berlaku masih tinggi, mengingat pada 2017 sebelum genderang perang ditabuh tarif itu tidak ada. Di sisi lain Presiden AS Donald Trump juga mengatakan tak akan ada kesepakatan fase dua hingga pemilu November nanti.
"Asumsinya adalah tarif tidak akan turun sampai ada kesepakatan fase dua dan di lain hari Trump mengatakan tidak akan ada fase dua sampai setelah pemilihan. Keyakinan saya tarif tidak akan turun sampai nanti kesepakatan fase dua. Kita masih terjebak dengan tarif ini yang menghambat aktivitas perdagangan dan manufaktur. " tutur Peter Boockvar, Kepala Divisi Investasi Bleakley Advisory Group sebagaimana dikutip CNBC International
Aktivitas perdagangan batu bara global juga masih belum pulih terutama dari kawasan Asia sebagai konsumen batu bara terbesar. Hal ini tercermin dari kinerja impor mingguan yang masih lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu.
Impor batu bara China sejak awal bulan ini total mencapai 9 juta ton. Total impor tersebut masih lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 11,5 juta ton.
Beralih ke Negeri Sakura dan Negeri Ginseng, impor batu bara Jepang dan Korea Selatan sejak awal bulan tercatat masing-masing 5,1 juta ton dan 3,6 juta ton.
Jika dibanding periode yang sama tahun lalu maka jumlah tersebut lebih rendah, mengingat impor batu bara Jepang mencapai 6,1 juta ton dan Korea Selatan mencapai 5,9 juta ton.
Impor batu bara India sejak awal tahun hingga kemarin mencapai 5,7 juta ton, menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 7,2 juta ton. Total persediaan batu bara di berbagai pembangkit listrik di India per 6 Januari 2020 mencapai 31,6 juta ton atau setara dengan 18 hari penggunaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
"ada" - Google Berita
January 15, 2020 at 11:23AM
https://ift.tt/388DfBr
Baru Melesat, Harga Batu Bara Langsung Anjlok, Ada Apa? - CNBC Indonesia
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Baru Melesat, Harga Batu Bara Langsung Anjlok, Ada Apa? - CNBC Indonesia"
Post a Comment