Search

Surat-surat Ahmad Dhani dari Balik Jeruji - detikNews

Surabaya - Dari balik jeruji di Rumah Tahanan (Rutan) Medaeng, Ahmad Dhani cukup rajin menderetkan kata demi kata pada secarik kertas. Surat-surat Dhani berisi berbagai pesan, terutama mengenai kasus yang membelitnya.

Dhani menghuni rutan yang berada di Surabaya, Jawa Timur, itu pada awal bulan ini. Sebelumnya, Dhani menempati Rutan Cipinang di Jakarta setelah divonis dalam perkara pelanggaran UU ITE di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel).

Namun Dhani menjalani penahanan itu bukan karena vonis, melainkan perintah hakim dalam amar putusannya. Sedangkan vonis 1,5 tahun penjara dalam perkara itu belum dijalani Dhani karena memang kekuatan hukumnya belum tetap atau inkrah.

Di sisi lain, Dhani dijerat kasus lain terkait pencemaran nama baik dari ucapan 'idiot' yang pernah dilontarkannya. Penahanan Dhani pun dipindah dari Rutan Cipinang ke Rutan Medaeng. Mulai dari situlah, Dhani rajin menulis surat.

Dari catatan detikcom, surat Dhani yang pertama disebarkan relawan dan sahabatnya di PN Surabaya. Surat itu berjudul 'Surat Kepada Seluruh Media Nasional'. Berikut isinya:

Surat Kepada Seluruh Media Nasional

Selama 14 hari ini telah terjadi salah persepsi soal pemberitaan Ahmad Dhani di penjara
Perlu saya luruskan kembali bahwa saya Ahmad Dhani tidak dipenjara karena menjalani vonis 1,5 tahun
Saya Ahmad Dhani terpenjara karena penetapan Pengadilan Tinggi yang menetapkan saya di penjara 30 hari
Tolong ini digarisbawahi

Kami melakukan upaya banding atas vonis Pengadilan Negeri maka seharusnya saya tidak ditahan seperti lazimnya
Contohnya dalam kasus Buni Yani yang dieksekusi di tingkat kasasi

Jadi tolong media tanyakan kepada Pengadilan Tinggi
1. Kenapa saya ditahan selama 30 hari?
2. Kenapa harus 30 hari?
3. Kenapa lainnya ketika banding tidak ditahan, kok saya ditahan 30 hari?

Lalu di hari yang sama keluar ketetapan baru yaitu Ahmad Dhani dipindahkan ke Rutan Medaeng hingga persidangan selesai. Menurut saya ini adalah ketetapan yang tidak lazim karena saya bukan pembunuh, perampok, teroris, koruptor.

Demikian surat ini saya buat semoga ada pemberitaan yang jernih

Terima kasih

Ahmad Dhani
Rutan Medaeng Surabaya

Dua hari kemudian, Dhani kembali menulis dari balik terungku. Suratnya kali ini ditujukan untuk ibunya.

Surat yang dibagikan melalui pengacara Dhani itu berjudul 'Surat untuk Mama'. Berikut isi lengkap surat Dhani:

Surat untuk Mama...
Dari Anakmu tercinta

Ma, penjara bagi mereka yang tidak bersalah...
adalah STIK
Sekolah Tinggi Ilmu Kesabaran

Alhamdulillah sekarang aku menjadi orang yang lebih SABAR
Mama jangan sedih, mama jangan menangis,

Keluar dari penjara laknat ini,
Insyaallah aku menjadi orang yang lebih SABAR

Ahmad Dhani
Hotel Medaeng 13 Februari 2019

Setelahnya, Dhani sempat tidak menulis surat lagi. Hingga pada 19 Februari 2019, tulisan tangan Dhani dalam selembar kertas menjadi kontroversi.

Dalam selembar surat tersebut, Dhani seolah membeberkan jenis-jenis Nahdlatul Ulama (NU). Berikut isi tulisan tangan Dhani mengenai NU:

Jika NU adalah...
1. ISLAM NUSANTARA
Saya bukan bagian dari ini
2. Harus Jadi PENDUKUNG JOKOWI
Apalagi ini, saya pasti bukan bagian dari ini
3. MEREKA YANG MENGANGGAP KELOMPOKNYA YANG PALING BENAR
Obviously Not My Kinda Gruoup
4. MEREKA YANG TIDAK BELAJAR DARI MASA LALU
Apalagi ini, jelas bukan golongan saya

MAKA SAYA BUKAN "NU" JENIS INI

Saya NU pengikut Hadratussyekh Hasyim Asy'ari

Saya NU GUSRURIAN
100 % islamnya Gus Dur
Dari dulu hingga sekarang.
Ahmad Dhani, Pondok Pesantren Medaeng, 19-02-19

Teranyar pada Selasa, 26 Februari 2019, Dhani menulis surat untuk Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Dhani memanggil Ryamizard sebagai jenderal. Begini isinya:

Surat kepada Jenderal Ryamizard Ryacudu

Siap jenderal, lapor Saya divonis Hakim PN sebagai pengujar kebencian berdasarkan SARA
Saya divonis 'Anti China'
Saya divonis 'anti kristen'

Kakanda Jenderal pasti tidak percaya bahwa saya anti China dan anti Kristen
Apalagi saudara saya yang nasrani dan partner bisnis saya yang kebanyakan Tionghoa
Tapi kenyataannya saya divonis begitu

Kakanda, kakanda jenderal adalah saksi hidup bagaimana 'darah NKRI' saya bergelora
Saat kakanda adalah Kepala Staf AD pada tahun 2003
Kakanda perintahkan Band Dewa 19 untuk memberi semangat warga Aceh untuk tetap setia kepada NKRI

Di atas tank, kami konvosi keliling kota Aceh
Bisa saja GAM menembaki saat itu
Tapi kami tetap teriakkan 'NKRI Harga Mati'
(Kalo sekadar ngomong SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA' itu tidak sulit jenderal
Tapi kami nyanyikan Indonesia Pusaka di daerah operasi militer Aceh
Saat itu banyak kaum 'separatis' yang siap mendekat dan menembaki kami kapan saja

Tapi sekarang situasinya aneh jenderal
Setelah saya mengajukan upaya banding, saya malah ditahan 30 hari oleh Pengadilan Tinggi
Di hari yang sama keluar penetapan baru dari Pengadilan Tinggi yang akhirnya saya 'ditahan' karena menjalani sidang atas perkara yang seharusnya tidak ditahan (karena ancaman hukumannya di bawah 4 tahun)

Jangan salah paham jenderal,
Saya tidak sedang bercerita soal 'keadaan saya' tapi saya sedang melaporkan 'situasi politik' negara kita
Apakah saya 'korban perang total' seperti yg dikabarkan Jenderal Moeldoko?
Mudah-mudahan bukan
(Tapi di penjara, saya merasakan 'tekanan' yang luar biasa.
Demikianlah kakanda jenderal, saya melaporkan dari sel penjara politik

Ahmad Dhani
Kangen Sop Buntut buatan Nyonya Ryamizard Ryacudu

Rutan Medaeng

(dhn/rna)

Let's block ads! (Why?)

Read More https://news.detik.com/berita/d-4445370/surat-surat-ahmad-dhani-dari-balik-jeruji

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Surat-surat Ahmad Dhani dari Balik Jeruji - detikNews"

Post a Comment

Powered by Blogger.