Cyber harassment atau pelecehan di dunia maya adalah jenis kasus terbanyak kedua dari berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan ke Komnas Perempuan.
Penyanyi popdut Via Vallen memposting screenshot pesan yang diterimanya di Instagram, Selasa malam, 4 Juni 2018.
Pesan tersebut berbunyi "i want u sign for me in my bedroom, wearing sexy clothes".
Pesan tersebut dilingkari merah oleh Via, lalu Via menulis di bawah pesan itu dalam bahasa Inggris pula.
"Sebagai penyanyi, saya dipermalukan oleh pemain bola terkenal di negara saya sekarang."
"Saya bukan perempuan macam itu!!" kata penyanyi bernama asli Maulidia Octavia itu. Dia juga menulis bahwa dia tidak kenal dan tidak pernah bertemu pria tersebut.
Dua jam setelah gambar diunggah, Via kembali mengunggah screenshot.
Kali ini berisi percakapan dengan seorang yang diduga mengirim pesan pertama.
"Kamu gila, kenapa screenshot?" kata pria itu.
Meski demikian, Via menutup nama dan foto profil pengirim pesan tersebut.
Komisioner Komnas Perempuan Sri Nurherwati menjelaskan bahwa yang dialami oleh Via termasuk pelecehan seksual berbasis siber.
"Terkait medianya, ini termasuk cyber harassment, bentuk kekerasan seksual. Kalau dalam RUU penghapusan kekerasan seksual, masuk dalam pelecehan seksual non fisik," kata Sri Nurherwati pada BBC Indonesia, 5 Juni 2018.
Sri menilai bahwa tindakan Via mengumumkan pelecehan yang menimpanya ke media sosial adalah tindakan tepat.
"Posting ini sebaiknya dibaca sebagai alarm dukungan, agar tidak ada impunitas, dan korban mendapat pemulihan," kata Sri.
Saat diwawancara oleh BBC bulan lalu, Head of Promo Ascada Musik, Trosta Susiswa, menjelaskan bahwa apa yang membuat Via Vallen berbeda dari penyanyi dangdut pada umumnya adalah karena Via tidak menjual goyangan.
"Dia hanya menjual kualitas vokal yang di atas rata-rata penyanyi dangdut lainnya," kata Trosta.
Via pun menghindari kesan seronok yang kerap kali dilekatkan pada penyanyi dangdut perempuan.
"Dari awal dia di daerah pun tak pernah pakai pakaian seronok, tidak pernah yang gimana-gimana. Via dari awal tidak pernah berpakaian aneh-aneh, sampai sekarang wardrobe-nya disensor," kata Trosta.
"Sebisa mungkin menjaga image-nya, dan memang dia maunya seperti itu," kata Trosta.
Membuka diskusi tentang pelecehan seksual
Kejadian yang menimpa Via Vallen membuka diskusi di media sosial tentang pelecehan seksual. Banyak dukungan untuk Via datang dari warganet.
Tapi tak semua mendukung Via. Banyak juga komentar yang menganggap tindakan Via berlebihan karena membeberkan kejadian ini di sosial media.
"Alay gitu aja di screenshoot," kata akun @rizkanlaily di Instagram Via Vallen.
"Lebay banget beginian aja di share!!" kata akun @normasusanti88.
Warganet lainnya pun membantah anggapan ini.
Menurut catatan tahunan Komnas Perempuan tahun 2018, kekerasan terhadap perempuan berbasis siber muncul ke permukaan dengan masif, tapi kurang dilaporkan dan ditangani.
Cyber harassment adalah kasus terbanyak kedua dari kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan ke Komnas Perempuan.
Komisioner Komnas Perempuan Sri Nurherwati meminta agar para perempuan-perempuan yang mengalami kasus serupa untuk tidak diam. Langkah pertama, korban dapat menegaskan ketidaksukaan atas pesan yang didapatkannya.
Selanjutnya, "dapat memproses secara hukum dan mengakses layanan konseling".
Sebab, dampak kejahatan siber ini bisa menjatuhkan hidup perempuan, yang berisiko menjadi korban berulang kali, dan bisa terjadi seumur hidup.
Siapa pelakunya
Tak hanya berkomentar, warganet juga sibuk menebak siapa pemain bola yang melakukan hal ini meski nama dan fotonya ditutup oleh Via.
Via sendiri dalam Instagram story menyatakan "Jangan takut bro, saya tidak akan memberitahu orang tentang siapa dirimu," kata Via dalam bahasa Inggris.
Read More http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-44367891Bagikan Berita Ini
0 Response to "Via Vallen terima 'pesan mesum', Komnas Perempuan sebut ia korban pelecehan seksual di dunia maya"
Post a Comment