Search

Ada 'Passion', Ada 'Legacy' - Investor Daily

Ingin sukses berkarier? Lakukan pekerjaan dengan penuh gairah (passion). Lalu, berupayalah untuk selalu meninggalkan legasi (legacy) di mana pun Anda berada.

Jika dua hal itu diterapkan, percayalah, Anda sudah berada di jalur yang benar untuk merengkuh kesuksesan.

Josephus Koernianto Triprakoso, direktur utama PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap), adalah contoh chief executive officer (CEO) yang sukses meniti karier berkat dua kiat tersebut.

Passion dan legacy itulah yang telah mengantarkan pria kelahiran Jakarta, 18 September 1967, ini ke puncak kariernya sebagai bankir.

“Di mana pun ditempatkan, saya harus tetap punya passion. Selanjutnya harus punya legacy. Itu yang saya jalankan," kata Josephus kepada wartawan Investor Daily, Nasori di Jakarta, pekan lalu.

Bagi Josephus, passion mutlak harus dimiliki seseorang dalam menggeluti pekerjaannya. Sebab dengan memiliki passion, ia akan melakukan pekerjaannya dengan senang hati dan penuh dedikasi, sehingga hasilnya tuntas dan optimal.

Adapun legacy diperlukan agar seseorang merasa tertantang untuk menghasilkan karya terbaiknya. Ahasil, passion dan legacy memiliki hubungan timbal balik yang sangat kuat. "Legacy hanya bisa tercipta bila ada passion," tutur dia.

Dalam soal kepemimpinan (leadership), Josephus percaya bahwa model dan pendekatan kepemimpinan yang terbuka di lingkungan kerja telah menjadi keniscayaan di era disrupsi saat ini.

Pasalnya, generasi milenial yang mulai mendominasi dunia kerja, lebih mendambakan sosok pemimpin yang senantiasa mendengarkan dan siap menjalin komunikasi terbuka, dibandingkan model kepemimpinan yang mendikte.

Mereka juga lebih mengutamakan passion dalam bekerja, dibandingkan janji materi. Hal ini sangat dipahami Josephus. Karena itu, sejak menakhodai bank patungan antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Taspen (Persero) itu pada April 2017, Josephus selalu menerapkan model dan pendekatan kepemimpinan terbuka serta lebih informal.

Josephus berpandangan, pendekatan kepemimpinan yang terbuka dan informal justru lebih efektif dan produktif. Apalagi 70% karyawan bank tersebut adalah kalangan generasi milenial.

"Berdasarkan pengalaman, kalau kami ada jarak dengan bawahan, pertama, itu akan membuat banyak informasi justru tidak masuk ke kami. Kedua, hal itu akhirnya akan menghambat bisnis perusahaan," papar dia.

Apa obsesi Josephus Koernianto Triprakoso? Bagaimana ia membawa Bank Mantap menjadi The Best Pension Business Bank in Indonesia pada 2021? Berikut petikan lengkapnya:

Bisa cerita perjalanan karier Anda hingga memimpin Bank Mantap?

Saya mulai berkarier di bank pada 1994, yakni di Bank Bumi Daya (BBD). Dari situ saya sempat pindah-pindah ke beberapa posisi. Kemudian, pada 1999 Bank Bumi Daya merger dengan sejumlah bank menjadi Bank Mandiri dan saya ditugaskan di wilayah. Selanjutnya saya ditarik ke pusat, tapi tidak lama. Saya terakhir di pusat pada 2009 sebagai VP (vice president).

Dari situ saya kemudian pindah ke Bandung menjadi deputy regional manager. Lalu pada 2013 saya pindah ke Timor Leste, menjadi general manager di kantor luar negeri Bank Mandiri, di Timor Leste. Pada 2015, saya mulai joint ke Bank Mantap sebagai chief financial & risk officer (CFO). Mulai April 2017, saya ditunjuk menjadi direktur utama Bank Mantap.

Alasan Anda memilih profesi bankir?

Pada awalnya saya kan pindah-pindah kerja. Terakhir, sebelum di bank, saya bekerja di PT Astra International Tbk. Saat di Astra, karena saya orang finance, pertama, kesempatan bagi saya untuk mengembangkan atau aktualisasi diri terbatas. Terus saya melihat, orang bank kok keren ya, pakai baju lengan panjang, pakai dasi, dan rapi. Image profesi bankir di masyarakat juga bagus.

Akhirnya saya mendaftar kerja di bank dan kebetulan diterima di dua BUMN, tapi akhirnya pilihan saya jatuh ke BBD. Saya masuk BBD, walaupun waktu pertama masuk tidak langsung memakai dasi. Perlu proses dua tahun untuk menjadi officer.

Itu yang membuat saya tertarik berkarier di bank, walau pun secara gaji dan semuanya turun. Makanya, waktu wawancara, pewawancara kaget karena saya mau ditawari dengan gaji lebih rendah. Kenapa? Ya, saya bilang, saya ingin karier berkembang sesuai background sebagai orang finance.

Kiat sukses Anda dalam berkarier?

Saya punya prinsip di mana pun ditempatkan, saya harus punya passion. Harus menyenangi pekerjaan di mana pun ditempatkan. Selanjutnya, saya harus punya legacy atau warisan yang ditinggalkan berupa karya terbaik.

Itu yang saya jalankan sampai sekarang. Jadi, di pusat saya punya legacy, di Bandung saya punya legacy, di Timor Leste saya juga punya legacy. Memang kuncinya harus punya passion di mana pun ditempatkan, serta berani mencoba hal baru dan menerima tantangan.

Kenapa? Karena, awalnya saya orang back office, orang finance, tapi saya berani ketika diminta ke wilayah untuk pegang bisnis. Kemudian saya diminta ke Timor Leste untuk memimpin wilayah dengan otoritas dan kewenangan berbeda. Itu tantangan. Dengan passion, ternyata saya bisa.

Apa perbedaan yang dihasilkan oleh orang yang bekerja dengan passion?

Kalau orang punya passion, apa pun yang dikerjakan akan tuntas karena ia melakukannya dengan penuh semangat dan rasa senang. Kalau dia tidak punya passion, tidak akan tuntas.

Saya juga punya kebiasaan tidak mau berada dalam comfort zone (zona nyaman). Makanya, setelah target tercapai, saya selalu minta pindah untuk mencoba hal baru dan hal baru lagi yang harus dikembangkan.

Filosofi hidup Anda?

Di mana pun ditempatkan atau ditugaskan, saya harus bisa memberikan legacy berupa karya terbaik. Dan, Legacy hanya bisa tercipta bila ada passion.

Model kepemimpinan yang Anda terapkan?

Saya terbuka. Artinya, saya mendekatkan diri kepada karyawan dan tak mau ada jarak. Berdasarkan pengalaman, kalau kami ada jarak dengan bawahan, pertama, itu akan membuat banyak informasi justru tidak masuk ke kami. Kedua, hal itu akhirnya akan menghambat bisnis perusahaan.

Di Bank Mantap, kami menerapkan pendekatan dan sistem komunikasi terbuka. Siapa pun boleh ketemu pimpinan dan menghubungi saya. Kalau ada masalah, teman-teman sering kontak atau WA (Whatsapp) langsung ke saya, sehingga kami bisa menyelesaikannya secara cepat. Itu keuntungan kalau kita dekat dengan bawahan.

Oleh karena itu, di Bank Mantap, kami para menajemen dekat sekali dengan bawahan. Kami sering menggelar acara jalan bareng, touring bareng. Di Bank Mantap ada beberapa wadah, ada olahraga, termasuk bersepeda, maupun touring sepeda motor. Kalau touring motor, kami adakan camping bareng, makan bareng, dilanjutkan diskusi.

Pendekatan yang Anda kembangkan terhadap karyawan milenial?

Bank Mantap adalah bank yang fokus pada pensiunan, 90% portofolio kami di sana. Tapi, jangan lupa, 70% karyawan Bank Mantap adalah milenial. Maka kami membuka ruang inovasi untuk menuangkan ide-ide mereka. Apalagi anak-anak sekarang lebih cepat, cerdas, dan berani mengemukakan ide-idenya.

Kuncinya, kita harus membuka ruang. Sampai sekarang alhamdulillah, saya bisa bilang, turnover di Bank Mantap tidak besar. Artinya, mereka senang dengan suasana sekarang. Desain kantor kami bisa dilihat, kami lengkapi dengan fasilitas bermain juga.

Jadi, 70% karyawan milenial dan 90% portotofolio pensiunan bukan sesuatu yang saling melemahkan?

Bukan. Cuma, bagaimana menjembatani karyawan kami yang muda itu dengan 90% pasar kami yang pensiunan. Mulai tahun lalu, kami mengubah kultur perusahaan. Kultur baru kami adalah Mantap TOPP, yaitu 'tangguh, optimal, profesional, dan peduli'.

Ada yang bertanya, integritasnya ada di mana? Integritas itu sudah melekat, tidak harus diomong-omongin. Orang yang profesional harusnya juga berintegritas.

Strategi Anda memajukan Bank Mantap?

Sekarang ini kan persaingan bank semakin ketat, terus ada fintech (teknologi finansial). Apalagi banyak bank yang mulai main di pasar pensiunan. Karena itu, strategi kami adalah mengeluarkan produk-produk yang lebih baik dibanding pesaing kami. Juga menyiapkan orang-orang untuk memberikan pelayanan yang lebih baik.

Dengan itu, kami yakin akan memenangi persaingan. Kenapa kami yakin, karena Bank Mantap didesain untuk pensiunan. Salah satu induk kami adalah PT Taspen (Persero). Jadi, tujuan Bank Mantap didirikan di antaranya untuk memberikan kesejahteraan kepada pensiunan. Tentunya produk-produk kami akan disesuaikan dan berubah.

Terobosan Anda selama memimpin Bank Mantap?

Pertama, kami sekarang mengembangkan low cost branch. Kami membangun banyak jaringan dengan biaya murah, tapi fungsi pelayanannya tidak hilang. Kedua, kami meningkatkan penetrasi dan layanan dengan mobil kas di hampir 34 provinsi.

Selanjutnya, kami akan mengembangkan layanan paperless. Di beberapa cabang, ini sudah diterapkan, namanya smarth branch. Ke depan, kami juga akan bekerja sama dengan Bank Mandiri. Pengambilan uang pensiun nanti bisa melalui agen bank. Autentikasi tidak harus datang ke bank atau atau kantor pos, tapi cukup melalui handphone.

Obsesi Anda untuk Bank Mantap?

Bank Mantap ini kan fokus ke pensiunan dan diharapkan mampu menyejahterakan mereka. Berdasarkan survei, tingkat kesejahteraan pensiunan belum optimal. Mudah-mudahan kami bisa menjembatani itu dan mempersiapkan mereka, bahkan sebelum pensiun, lewat pelatihan-pelatihan.

Di Bank Mantap ada tiga pilar, yaitu Mantap Aktif, Mantap Sehat, dan Mantap Sejahtera. Mantap Aktif artinya karyawan Bank Mantap harus aktif di lingkungan di mana pun dia berada, supaya cepat dikenal. Mantap Sehat, kami rutin sebulan sekali mengadakan olahraga bersama dengan para pensiunan, ditambah pelayanan kesehatan.

Lebih penting lagi, sekarang kami punya Mantap Sejahtera. Ini adalah pelatihan bagi pensiunan dengan pola pendampingan, sampai hasilnya pun dibeli. Harapan kami, semua nasabah siap menghadapi masa pensiun dan makin sejahtera.

Maka tagline kami adalah 'Tidak ada kata pensiun untuk berkarya'. Berkarya melalui wirausaha, sehingga menjadi sejahtera. Dengan langkah-langkah itu, kami ingin Bank Mantap menjadi The Best Pension Business Bank in Indonesia pada 2021.

Bagaimana dengan upaya mendorong Bank Mantap masuk katageri BUKU III?

Bank umum kegiatan usaha (BUKU) III (modal inti Rp 5 triliun sampai kurang dari Rp 30 triliun) bisa saja kami capai pada 2022. Tapi yang terpenting bukan BUKU-nya, melainkan bagaimana kiprahnya. Kami berangkat pada 2015 hanya dengan aset Rp 1,7 triliun, dari bank lokal yang hanya ada di Bali.

Sekarang kami telah berada di 34 provinsi dengan aset Rp 27 triliun. Kami ingin kalau bicara kesejahteran ASN (aparatur sipil negara) dan pensiunan, orang ingatnya Bank Mantap. Itu legacy yang ingin kami bangun. Kalau itu kami wujudkan, BUKU III ikut dengan sendirinya.

Siapa orang yang berkontribusi paling besar dalam karier Anda?

Tentu keluarga. Prinsip saya, keluarga adalah yang utama. Support keluarga, support istri, itu hal terpenting bagi saya. Makanya, di mana pun ditempatkan, saya selalu membawa keluarga, termasuk saat di Timor Leste.

Di Bank Mantap, kalau ada yang mutasi, selalu kami ingatkan, jangan lupa bawa keluarga. Selain bisa membuat kita fokus, itu akan membuat kita happy. Kalau kerja happy, kita akan punya passion.

Aktivitas Anda bersama keluarga pada waktu senggang?

Kami upayakan makan bareng. Dalam seminggu atau dua minggu sekali harus ada waktu makan bareng keluarga. Anak kami kebetulan sekolah di Bandung, mereka rutin kami kunjungi, salah satu agendanya adalah makan bareng.

Apa pun yang kami peroleh kan akhirnya untuk keluarga. Selain itu, kalau di rumah atau di keluarga kita happy, di kantor juga bisa bekerja dengan senang. Makanya saya bilang, kunci sukses itu keluarga.

Obsesi kehidupan pribadi Anda?

Kalau nanti pensiun, saya ingin membuka peternakan dan warung kopi. Intinya, kegiatan yang bisa untuk menikmati hidup, happy bersama keluarga, dan menikmati masa tua. Kita harus menyiapkan masa depan karena pada saatnya kita akan selesai. Tidak boleh post power syndrome.***

BIODATA

Nama:  Josephus Koernianto Triprakoso.

Tempat/Tgl lahir: Jakarta, 18 September 1967.

Pendidikan: Jurusan Akuntasi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Surakarta (1986-1991).

Karier:

  • Chief Executive Officer PT Bank Mandiri Taspen (April 2017 – sekarang).

  • Chief Financial & Risk Officer PT Bank Mandiri Taspen (Mei 2015 – April 2017).

  • General Manager – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk di Dili, Timor Leste (Agustus 2013 – Mei 2015).

  • Deputy Regional Manager PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Jawa Barat (September 2009 – Juli 2013).

Baca juga: https://ift.tt/391skKd

Sumber : Investor Daily

Berita Terkait

Let's block ads! (Why?)



"ada" - Google Berita
February 03, 2020 at 12:30PM
https://ift.tt/37SgOkr

Ada 'Passion', Ada 'Legacy' - Investor Daily
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ada 'Passion', Ada 'Legacy' - Investor Daily"

Post a Comment

Powered by Blogger.