NGALIYAN, AYOSEMARANG.COM-- PT Sampharindo Retroviral Indonesia perusahan farmasi meresmikan pabrik di Jalan Tambakaji Timur V No 50, Semarang, Kamis (27/2/2020). Peresmian ditandai dengan pemotongan pita oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM-RI), Penny Lukito.
Direktur Utama PT Sampharindo Retroviral Indonesia M Syamsul Arifin mengatakan, pada tahap awal pengoperasian pabrik ini, terdapat dua jenis obat yang diproduksi, yakni Telado dan Telavir.
Ada lima jenis obat yang kami ajukan ke BPOM, hari ini sudah keluar dua, ujarnya.
Menurutnya, dari sekitar 600 ribu pengidap HIV/AIDS di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut yang diobati baru sekitar 17 persen yang ditangani dan menjalani pengobatan.
AYO BACA : Kemenag Hentikan Sementara Penerbitan Visa Umrah
Salah satu kendala yang dihadapi dalam pengobatan HIV/ AIDS, karena produk yang digunakan masih jarang dan harganya mahal.
Padahal salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan HIV ini yakni dengan pengobatan rutin. Keberadaan pabrik ini diharapkan bisa meningkatkan jumlah penderita yang diobati sehingga bisa mencegah penularan.
“Kita harapkan dengan pabrik ini bisa menyediakan obat itu harga obat bisa ditekan dan tersedia. Sehingga orang yang terapi meningkat. Dengan produksi bisa meningkatkan penderita yang diobati,” katanya.
Dia menerangkan, manfaat penderita yang diobati tidak menularkan ke orang lain. Karena, obat yang diproduksi merupakan standar WHO yang baru.
AYO BACA : BNNP Jateng Tangkap Pengedar Narkoba Modus Sembunyikan di Dubur
“Ibu-ibu mengidap HIV/AIDS yang melahirkan jika minum ini tidak akan menular ke anaknya. Pemerintah memang butuh obat ini,” katanya.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM-RI), Penny Lukito juga menyerahkan secara langsung sertifikat izin edar untuk kedua jenis obat tersebut. Menurutnya keberadaan pabrik yang juga merupakan dari penanaman modal asing ini sekaligus sebagai bukti kemudahan berinvestasi di sektor farmasi yang dilakukan BPOM.
Melalui percepatan perizinan, keberadaan pabrik ini sekarang sudah mulai dioperasikan, katanya.
Melalui dua produk PT Sampharindo Retroviral ini, ia berharap pengidap HIV bisa memperoleh obat dengan lebih mudah.
Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menuturkan jika ada dua hal yang membawa dirinya hadir dalam opening ceremony PT Sampharindo Retroviral. Pertama karena banyaknya kebutuhan obat antivirus namun produksi di Indonesia tidak ada. Kedua karena, ini merupakan salah satu investasi yang masuk di Jateng.
Menurut Ganjar, Jawa tengah masuk dalam lima besar penduduk dengan penderita HIV Aids tertinggi dengan jumlah mencapai 43ribu orang. Sehingga keberadaan pabrik yang memproduksi obat antivirus maka kebutuhan obat antivirus bisa ditekan.
AYO BACA : Zikria Masih Trauma Buka Internet, Belajar dari Kasus Penghinaan Wali Kota Surabaya
"ada" - Google Berita
February 27, 2020 at 04:12PM
https://ift.tt/2Vti3mw
Di Ngaliyan Kini Ada Pabrik Obat HIV/AIDS - ayosemarang.com
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Di Ngaliyan Kini Ada Pabrik Obat HIV/AIDS - ayosemarang.com"
Post a Comment