Ada beda pendapat para ulama terkait Puasa Rajab. Hadits yang menjadi dalil puasa sunah tersebut dianggap lemah. Namun sejumlah ulama berpendapat, meski haditsnya lemah ibadah ini tetap boleh dilakukan dengan niat ibadah di bulan yang dimuliakan yakni rajab.
Ada juga hadits tentang Puasa Rajab yang dianggap palsu dan beredar luas. "Misal hadist yang puasa Rajab satu hari dosanya diampuni seribu tahun, puasa dua hari maka jadi dua ribu. Hadist palsu ini nggak bisa dipake, tapi kalau mau dapat pahala seperti itu ya doa aja," kata Ustaz Yusuf Mansyur pada detikcom.
Berikut doa yang bisa dipanjatkan pada Allah SWT seperti dijelaskan Ust Yusuf Mansyur. "Ya Allah saya mau puasa di bulan Rajab, mudah-mudahan engkau ya Allah bisa membuat dosa saya diampuni. Dan bisa punya pahala seperti beribadah seribu tahun setiap hari dengan puasa di Bulan Rajab."
Makna diampuni seribu tahun seperti beribadah dari pagi hingga pagi lagi selama 10 abad. Menurut Ustaz Yusuf Mansyur, sangat luar biasa jika seorang muslim bisa mendapatkan anugrah tersebut. Umat Islam tentunya harus terus berdoa bila ingin memperoleh anugrah tersebut.
Sikap serupa juga bisa diterapkan pada hadits palsu lain yang beredar di masyarakat. Hadist palsu diubah menjadi doa yang dibaca saat menunaikan puasa Rajab. Misal puasa Rajab yang dikatakan bisa menghapus dosa hingga tujuh turunan.
"Jika ada hadits tersebut maka dijadikan doa saja. Semoga dosanya bisa diampuni dengan puasa Rajab," kata ayah dari Wirda Mansyur ini.
Dengan menyikapi hadits palsu menjadi doa, umat Islam tak perlu repot memikirkan keaslian aksi dan penyataan yang bersumber dari Rasulullah SAW. Umat Islam bisa tenang melakukan puasa Rajab dengan mengharapkan pahala dan ridho dari Allah SWT.
Puasa Rajab menjadi pro kontra dengan sebagian masyarakat tidak yakin dengan kebenaran hadits. Sementara sebagian yang lain meyakini hadits puasa Rajab memiliki derajat shahih, yang tidak diragukan kebenarannya.
Salah satu hadist puasa Rajab diceritakan 'Uthman bin Hakim dalam kitab Fasting atau Al-Siyam,
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا عِيسَى، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ، - يَعْنِي ابْنَ حَكِيمٍ - قَالَ سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ صِيَامِ رَجَبَ، فَقَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ
Artinya: Dinarasikan 'Uthman bin Hakim, "Saya bertanya apda Sa'id bin Jubair tenyang puasa selama Rajab. Dia mengatakan: 'Ibnu 'Abbas berkata Rasulullah SAW biasa berpuasa selama beberapa hari hingga kami berpikir dia tidak akan berhenti, dan dia tidak berpuasa selama beberapa hari hingga kami berpikir dia tidak akan berpuasa." (HR Abu Daud).
Ketentuan puasa Rajab adalah dianjurkan bagi umat Islam sesuai pendapat Imam Nawawi. Muslim jangan sampai mengistimewakan puasa Rajab dengan hanya puasa di bulan tersebut. Puasa sunah sebaiknya dilanjutkan dengan puasa di bulan suci lainnya yaitu Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram, dengan hari yang tidak ditentukan.
(row/erd)"ada" - Google Berita
February 27, 2020 at 08:33PM
https://ift.tt/3chpRxA
Ada Hadits Palsu Tentang Puasa Rajab, Apa dan Bagaimana Menyikapinya? - detikNews
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ada Hadits Palsu Tentang Puasa Rajab, Apa dan Bagaimana Menyikapinya? - detikNews"
Post a Comment