"Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengimbau Anda yang sedang dan/atau akan bepergian ke Singapura untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan berbagai langkah pencegahan transmisi wabah 2019 novel coronavirus (2019-nCoV)," tulis pernyataan resmi KBRI Singapura, dikutip situs Kemenlu, Minggu (9/2/2020).
Beberapa langkah pencegahan di antaranya menjaga stamina fisik dan psikis, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, rutin mencuci tangan, menggunakan masker, mengurangi aktivitas di luar rumah, serta menghindari interaksi dengan keramaian publik.
"Apabila mengalami permasalahan darurat saat berada di Singapura, Anda dapat menghubungi hotline KBRI Singapura di nomor: +65 67377422," tulis KBRI Singapura.
"Dalam kondisi darurat, anda juga dapat menggunakan Tombol Darurat aplikasi Safe Travel Kementerian Luar Negeri untuk menghubungi Perwakilan RI dimaksud."
Data terbaru, hingga Minggu pagi (9/2/2020), pukul 09.53 waktu Indonesia, korban tewas sudah mencapai 813 orang di dunia, bertambah dari pagi tadi 806 orang. Dari jumlah itu, China sebanyak 811 orang, ditambah 1 Hong Kong dan 1 Filipina, berdasarkan data Gisanddata. Jumlah korban itu lebih banyak dari wabah Sindrom Pernapasan Akut Berat (Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS) pada tahun 2002 dan 2003 sebanyak 775 orang di seluruh dunia.
Lantas masih tetap ke Singapura?
Pada Selasa (4/2) dilaporkan ada 1 orang WNI yang bekerja di Singapura (wanita 44 tahun, Asisten Rumah Tangga) terkonfirmasi positif nCoV.
Kementerian Kesehatan menyatakan, kasus baru tersebut mengindikasikan bahwa novel coronavirus (2019-nCoV) telah menular dari manusia ke manusia. Karena menurut informasi KBRI di Singapura, yang bersangkutan tidak memiliki riwayat perjalanan ke Tiongkok, sehingga diduga tertular oleh pemberi kerja yang tengah dirawat di Singapore General Hospital.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Wiendra Waworuntu, menyatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan langkah antisipasi untuk mencegah penularan nCoV dan tidak melarang kunjungan warga negara Indonesia ke Singapura.
''Pemberian health alert card akan ditingkatkan, dan untuk sekarang tidak ada travel banned,'' kata Wiendra dalam temu media di Kementerian Kesehatan (5/2), dikutip dari situs resmi Kemenkes.
Selain itu, Pemerintah Indonesia akan menginventarisir sekaligus melakukan pengetatan di pintu masuk negara Indonesia terhadap penerbangan dan pelayaran dari berbagai negara termasuk Singapura. Pasalnya, dalam satu hari, diperkirakan ada kurang lebih 17.000 orang lalu-lalang dari Singapura ke Indonesia dan sebaliknya.
Meski tak ada pelarangan, Wiendra menghimbau agar siapapun yang melakukan perjalanan ke negara terdampak nCoV agar terus meningkatkan kewaspadaan diri, serta menjaga kesehatan tubuh supaya terhindar dari infeksi nCoV.
''Ya silakan (pergi ke Singapura), harus safety, dan yang paling penting harus sehat,'' pesan Wiendra.
Pada Sabtu kemarin, Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong mengimbau warganya untuk tetap tenang terkait wabah virus corona yang menerpa Singapura. Singapura telah menaikkan status waspada corona dari kuning ke oranye, menyusul 40 kasus corona terkonfirmasi di Singapura.
Melalui video YouTube yang diunggah oleh Prime Minister's Office, Singapore, Sabtu (8/2). Video berdurasi 3,55 menit itu berisi imbauan agar warga Singapura tetap tenang dan tak panik, termasuk tak melakukan aksi memborong barang kebutuhan secara berlebihan.
(tas/tas)"ada" - Google Berita
February 09, 2020 at 03:09PM
https://ift.tt/2UBCc9C
Mau ke Singapura Meski Ada Corona? Ini Pesan Kemenkes - CNBC Indonesia
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mau ke Singapura Meski Ada Corona? Ini Pesan Kemenkes - CNBC Indonesia"
Post a Comment