Pada Senin (30/9/2019) pukul 12:42 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.175. Rupiah melemah 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih bisa menguat 0,07%. Namun itu sangat temporer, karena tidak lama setelahnya rupiah masuk jalur merah. Bahkan depresiasinya semakin dalam.
Pelemahan ini sangat disayangkan, karena mayoritas mata uang utama Asia mampu melemah terhadap dolar AS. Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 12:45 WIB:
Mata uang Asia mendapat angin segar dari rilis data ekonomi di sejumlah negara. Di China, angka pembacaan awal Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur edisi September versi Caixin berada di 51,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,4 dan menjadi catatan terbaik sejak Februari tahun lalu.
Data ini melengkapi rilis sebelumnya di Jepang dan Korea Selatan. Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang melaporkan penjualan ritel pada Agustus naik 4,8% month-on-month (MoM), jauh membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang turun 2,3%.
Angka penjualan ritel Negeri Matahari Terbit pada Agustus juga jauh di atas konsensus pasar yang dihimpun Trading Economics yang memperkirakan tidak ada pertumbuhan alias 0%. Kenaikan 4,8% sekaligus menjadi catatan terbaik sejak Maret 2014.
Tidak cuma di Jepang, penjualan ritel di Korea Selatan pun membaik. Pada Agustus, Biro Statistik Negeri Ginseng melaporkan penjualan ritel naik 4,1% year-on-year (YoY). Padahal bulan sebelumnya penjualan ritel turun 0,3%.
Namun faktor domestik menjadi pemberat bagi gerak rupiah. Setidaknya ada dua penyebab utama.
Pertama, hari ini adalah hari terakhir kuartal III. Biasanya pada penghujung kuartal kebutuhan valas korporasi sedang tinggi karena adanya pembayaran impor, utang, dividen, dan sebagainya.
Kebutuhan valas yang tinggi ini tentu akan menekan nilai tukar rupiah. Pelaku pasar perlu mewaspadai risiko tekanan ini.
Kedua, kemungkinan aksi demonstrasi masih akan berlangsung hari ini. Isu yang dibawa masih sama yaitu penolakan terhadap pelemahan KPK dan RKUHP.
Hari ini, 30 September 2019, adalah hari terakhir masa bakti DPR periode 2014-2019. Besok, 1 Oktober, akan dilantik para anggota DPR periode 2019-2024. Sidang paripurna pamungkas DPR 2014-2019 akan dijadikan momentum bagi mahasiswa dan berbagai elemen massa untuk menyuarakan berbagai tuntutan mereka.
Seperti pekan lalu, gelombang demonstrasi bisa membuat pelaku pasar memilih wait and see. Situasi yang masih agak panas membuat investor cenderung menahan diri, dan keluar untuk sementara sembari menunggu tensi mereda.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
"ada" - Google Berita
September 30, 2019 at 12:55PM
https://ift.tt/2oA8jZs
Ada Demo Lagi, Rupiah Bisa Melemah ke Rp 14.200/US$... - CNBC Indonesia
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ada Demo Lagi, Rupiah Bisa Melemah ke Rp 14.200/US$... - CNBC Indonesia"
Post a Comment