Dalam rilis yang diterima CNBC Indonesia, pengusaha menilai Presiden Jokowi telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong lebih banyak wisatawan yang berkunjung ke Indonesia.
Hal ini terlihat dari pengembangan infrastruktur wisata di 10 destinasi dengan 5 destinasi super prioritas, Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.
Apresiasi selanjutnya diberikan karena pemerintahan jilid I Jokowi juga melakukan peningkatan anggaran, mendorong kebijakan bebas visa kunjungan, mendorong Indonesia sebagai tuan rumah berbagai pertemuan internasional, mengembangkan seni dan budaya lokal, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang kepariwisataan.
"Semua ini dilakukan untuk menjadikan pariwisata sebagai lokomotif ekonomi Indonesia, peningkatan devisa, investasi dan perdagangan," tulis rilis yang ditandatangani Ketua Umum Asosiasi Kongres dan Konvensi Indonesia (Indonesia Congress and Convention Association/INCCA), Iqbal Allan Abdullah.
Namun, ada beberapa catatan. Asosiasi menilai implementasi di lapangan yang dijalankan di tingkat kementerian dan jajarannya, belum terealisasikan maksimal.
"Hal itu setidaknya dapat dilihat dari target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara tahun 2019 yang sulit dicapai. Kemudian, pengembangan 5 destinasi super prioritas yang ternyata sulit untuk diajak lari cepat karena sejumlah kendala di lapangan seperti masalah lahan maupun penerimaan dari masyarakat setempat," bunyi rilis yang diterbitkan 17 Oktober 2019 itu.
Kemudian, terjadi juga penurunan realisasi investasi pariwisata yang turun 4% dari Rp 24 triliun pada 2017 menjadi Rp 20 triliun pada 2018.
Padahal tantangan ke depan semakin tinggi, terutama dalam mengantisipasi kemungkinan kondisi buruk akibat perang dagang Amerika Serikat-China, ancaman resesi ekonomi global yang sudah mulai dirasakan sejumlah negara.
Lalu adanya ancaman konflik regional baik itu di Timur Tengah dan konflik di Asia Tengah, Semenanjung Korea, Laut China Selatan, dan lainnya. Belum lagi menyangkut devisa negara.
Dikonfirmasi lebih lanjut, Ketua Umm INCCA Iqbal Allan menuturkan, bahwa sektor pariwisata bisa menjadi alternatif penyumbang devisa negara ketika ekspor Indonesia dalam tren menurun saat ini.
Potensi besar pariwisata bisa dimanfaatkan dari sektor meetings, incentives, conferences and exhibitions (MICE). Singkatnya, pemerintah dapat memanfaatkan kunjungan para tamu negara atau peserta yang menggelar rapat atau konferensi tinggi. Misalnya, pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 lalu.
"Spending dari MICE cukup besar. Peserta konferensi akan memakai akomodasi, banyak, membeli souvenir, mengunjungi tempat wisata dan lainnya," kata Iqbal kepada CNBC Indonesia, Sabtu (19/10/2019).
Di pemerintahan periode sekarang, belum ada jabatan khusus menangani sektor MICE. Karena itu, Iqbal mengatakan pengusaha mengusulkan adanya nomenklatur baru Kementerian Pariwisata dan MICE pada kabinet jilid II Jokowi-KH Maruf Amin.
Di sisi lain, industri pariwisata bersifat labor intensive sehingga ketika pengembangan patiwisata lebih digiatkan, maka akan mempengaruhi banyak ke sektor ketenagakerjaan.
"Dari 1 wisatawan, itu butuh 2-3 pekerja. Ini sangat strategis bagi tenaga kerja," tambah Iqbal yang juga Ketua Umum Dewan Pariwisata Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, Asosiasi Pariwisata Indonesia mengusulkan nama-nama kandidat yang dianggap layak sebagai Menteri Pariwisata selanjutnya.
Mereka adalah Sapta Nirwandar (Mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2011-2014 dan ketua Halal Lifestyle Center/HLC), Iqbal Allan Abdullah, Haryadi Sukamdani Ketua Umum Perhimpunan Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yang juga Presiden Direktur Hotel Sahid Jaya, dan Budiarto Linggowiyono Ketua Kadin Bidang MICE yang juga Direktur Utama PT DEBINDO Group.
Menurut Iqbal, munculnya nama-nama kandidat tersebut merupakan masukan dan apresiasi para pengusaha di bidang Pariwisata. Mereka ingin menteri selanjutnya memiliki kompetensi yang benar-benar memahami seluk-beluk dunia pariwisata.
Saat disinggung mengenai dirinya yang masuk dalam usulan calon Menteri Pariwisata, Iqbal mengatakan itu merupakan hak prerogatif Presiden.
Sementara Budiarto Linggowiyono saat dikonfirmasi mengenai terpilihnya dirinya sebagai calon Menteri Pariwisata yang dipilih Asosiasi Pariwisata Indonesia hanya memberikan masukan kepada pemerintah.
"Untuk sektor pariwisata saya mengerti tapi, yang saya lebih pahami untuk sektor MICE karena selama ini kurang peran pemerintah dalam memajukan sektor ini," kata Budiarto.
Adapun Asosiasi Pariwisata Indonesia yang mengusulkan nama calon Menteri Pariwisata berasal dari Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA), INCCA, Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi), dan Jakarta Tourism Forum (JTF). (hoi/hoi)
"ada" - Google Berita
October 19, 2019 at 04:56PM
https://ift.tt/2P0N7XF
Pak Jokowi! Pariwisata Tak Nendang, Ada 4 Calon Menpar Nih - CNBC Indonesia
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pak Jokowi! Pariwisata Tak Nendang, Ada 4 Calon Menpar Nih - CNBC Indonesia"
Post a Comment