
Head of Economi Research Pefindo Fikri C Permana menilai risiko di pasar saham meningkat karena sejak minggu lalu risiko AS-China kembali meningkat. Padahal, belum lama ini, kedua negara melakukan perundingan dagang dan ada harapan terjadinya kesepakatan damai dagang fase pertama.
"Risiko perang dagang sejak minggu lalu itu menjadi salah satu penyebab bursa tidak terlalu bergairah," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/11/2019).
Inilah yang membuat kekhawatiran di pasar saham domestik meningkat dan nilai transaksi menjadi turun dimana pada awal pekan ini, Senin (18/11/2019), nilai transaksi tercatat hanya Rp 5 triliun dan hari ini, Selasa (19/11/2019) tercatat hanya Rp 7,22 triliun. Padahal rerata nilai transaksi selama tahun berjalan mencapaip Rp 9,25 triliun.
Jika dihitung dari awal tahun hingga penutupan perdagangan hari ini, IHSG masih terkoreksi 0,68%. Sementara sektor barang konsumsi masih bisa menguat 0,37% dan sektor perbankan naik 1,01%.
"Sektor defensif akan tetap jadi unggulan di tengah perang dagang seperti perbankan dan konsumer," katanya lagi.
Sebelumnya, Direktur dan Portfolio Manager PT Schroder Investment Management Indonesia Irwanti menerangkan, investor saat ini masih melirik aset berisiko rendah seperti obligasi karena belum meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dengan China dan perlambatan ekonomi global. Bila di penghujung tahun ini ada kesepakatan dagang, bukan tidak mungkin, kinerja pasar saham akan kembali bergairah.
Dari domestik, kata Irwanti, kinerja emiten sepanjang awal tahun hingga September dari sisi laba emiten justru cenderung mendatar, bahkan ada yang tumbuh negatif.
"Tren penurunan ini kemugnkinan akan berlanjut karena ketidakpastian global dan domestik masih ada. Strategi kami tentu lebih overweight ke fixed income ketimbang saham," ungkapnya.
Adapun, untuk investasi portofolio saham, Schroders juga merekomendasikan sektor konsumer dan telekomunikasi karena masih masih punya ruang untuk tumbuh. Sisi lain, sektor yang juga dijagokan Schroders adalah saham-saham perbankan karena diuntungkan dari penurunan suku bunga acuan.
"Ketiga sektor tersebut saat ini memang masih paling besar dari nilai kapitalisasi pasar," tandasnya. (hps/hps)
"ada" - Google Berita
November 19, 2019 at 06:22PM
https://ift.tt/2O3933B
Perang Dangang Membara, Ada Saham yang Masih Bisa Cuan Lho! - CNBC Indonesia
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Dangang Membara, Ada Saham yang Masih Bisa Cuan Lho! - CNBC Indonesia"
Post a Comment