Search

Mengapa Ada Orang Rela Bertahan dalam Hubungan yang Buruk? - Kompas.com - KOMPAS.com

KOMPAS.com- Kisah cinta Yotuber Rahmawati Kekeyi Putri Cantika dan pemain sinetron Rio Ramadhan menjadi sorotan publik.

Jalinan kasih keduanya memunculkan tudingan Rio Ramadhan hanya menumpang ketenaran Kekeyi alias melakukan panjat sosial atau pansos.

Hubungan Kekeyi dan Rio tak seimbang. Karena perasaan antara keduanya hanya satu arah.

Kekeyi tak menampiknya. Ia berulang kali diingatkan agar berhati-hati jika tak ingin terluka.

Meski demikian, Kekeyi bertahan.

Membahas persoalan cinta memang selalu rumit. Terkadang, ada yang bertanya-tanya, mengapa ada orang yang sanggup bertahan dalam sebuah hubungan yang menyakitkan?

Secara ilmiah, ada jawabannya.

Melansir Science Daily, alasan utama seseorang memilih bertahan dalam hubungan yang buruk adalah rasa peduli terhadap pasangannya.

Psikolog sosial Samantha Joel mengatakan, seseorang merasa enggan memulai perpisahan karena menganggap pasangannya sangat berkomitmen pada hubungan tersebut.

Menurut Joel, pemikiran semacam itu juga berlaku pada orang-orang yang tidak benar-benar berkomitmen terhadap hubungan tersebut atau merasa tidak puas dalam hubungan yang dijalaninya.

"Secara umum, kami tidak ingin menyakiti pasangan kami dan kami peduli dengan apa yang mereka inginkan," kata dia.

Joel juga pernah melakukan penelitian terhadap 1.348 orang yang menjalani hubungan romantis selama 10 minggu.

Tak ingin menyakiti

Dari riset tersebut, Joel menemukan adanya prilaku inheren prososial atau jenis prilaku sukarela yang bertujuan untuk membantu orang lain.

Riset juga membuktikan, semakin trgantung seseorang pada pasangannya, semakin kecil kemungkinan mereka untuk memulai perpisahan.

Adanya perilaku prososial ini membuat seseorang tidak memberikan keputusan egois.

Peneliti menyakini hal tersebut terjadi karena seseorang yang memilih bertahan memperhitungkan komitmen pasangannya terhadap hubungan tersebut.

Mereka juga mempertimbangkan hal-hal menyedihkan yang akan terjadi saat perpisahan itu terjadi.

Jadi, keputusan seseorang memilih bertahan dalam hubungan yang menyakitkan bukan karena perasaan bersalah, rasa takut akan pembalasan atau kekecewaan yang mungkin akan dialami oleh teman dan keluarganya.

"Dalam penelitian ini, kami secara konsisten menemukan seseorang sangat mempertimbangkan perasaan pasangan mereka sehingga enggan mengakhiri hubungan tersebut meski menyakitkan," kata Joel.

Namun, peneliti masih belum menyakiti apakah hal ini benar-benar terjadi karena murni adanya perilaku prososial.

Bisa jadi, ada pertimbangan egois di balik keputusan seseorang bertahan dalam hubungan tersebut.

Meski hal tersebut murni karena perilaku prososial, peneliti menyakini keputusan bertahan dalam hubungan yang buruk tidak akan memberi hasil yang baik.

"Bisa jadi, orang tersebut berpikir pasangannya benar-benar berkomitmen. Padahal, hal itu hanya persepsi dia saja," ucap Joel.

Joel menambahkan perilaku prososial semacam ini bisa menyebabkan terganggunya kesehatan mental dan melukai perasaan dua pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.

Oleh karena itu, sebaiknya ada keterbukaan terhadap pasangan dan mengomunikasikan permasalahan yang terjadi agar hubungan langgeng dan berakhir indah.

Let's block ads! (Why?)



"ada" - Google Berita
November 24, 2019 at 08:36PM
https://ift.tt/33hiP6y

Mengapa Ada Orang Rela Bertahan dalam Hubungan yang Buruk? - Kompas.com - KOMPAS.com
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Mengapa Ada Orang Rela Bertahan dalam Hubungan yang Buruk? - Kompas.com - KOMPAS.com"

Post a Comment

Powered by Blogger.