Pesimisme terlihat jelas di Jepang. Siang ini, Kantor Kabinet Jepang merilis dua data penting yaitu indeks Coincident Indicator dan Leading Indicator. Coincident Indicator adalah data-data ekonomi yang sudah terjadi misalnya output industrial, kondisi ketenagakerjaan, sampai penjualan ritel yang di Jepang disatukan menjadi satu indeks. Intinya, Coincident Indicator melambangkan kesehatan ekonomi terkini.
Pada September, angka indeks Coincident di Jepang tercatat 101,1. Membaik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 99. Ini menggambarkan kondisi perekonomian terkini di Negeri Matahari Terbit sebenarnya tidak jelek-jelek amat.
Namun, masalahnya ada di Leading Indicator. Berkebalikan dengan Coincident, Leading Indicator adalah serangkaian data yang bisa memprediksi arah perekonomian ke depan. Misalnya penciptaan lapangan kerja atau keyakinan konsumen.
Indikator ini menggambarkan arah perekonomian, apakah ekspansif atau kontraktif. Rasa percaya diri terhadap prospek perekonomian beberapa bulan ke depan tercermin di indeks ini.
Pada September, indeks Leading Indicator di Jepang adalah 91,9, sama seperti bulan sebelumnya. Angka ini adalah yang terendah sejak November 2009 atau nyaris 10 tahun lalu. Artinya, masyarakat Jepang kurang pede menghadapi tantangan perekonomian ke depan.
Tidak hanya di Jepang, negara dengan perekonomian terbesar di dunia, Amerika Serikat (AS), juga mengalami penurunan rasa percaya diri. The Conference Board melaporkan, Leading Economic Index pada Oktober tercatat 111,7. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 111,8.
Angka di atas 100 sebenarnya menunjukkan masyarakat dan dunia usaha masih optimistis. Namun sepertinya optimisme itu pudar karena Leading Economic Index di Negeri Paman Sam turun tiga bulan beruntun. Angka Oktober juga menjadi yang terendah sejak Februari.
"ada" - Google Berita
November 25, 2019 at 02:23PM
https://ift.tt/2qMO77U
Mirip Badminton, Pesimisme Ada di Mana-mana - CNBC Indonesia
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mirip Badminton, Pesimisme Ada di Mana-mana - CNBC Indonesia"
Post a Comment