Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten taksi Zebra yang berbasis di Surabaya, PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA) menegaskan belum akan melanjutkan kembali kegiatan usaha jasa transportasi ke depannya karena keberadaan taksi reguler di Surabaya dalam beberapa tahun terakhir ini sudah tergerus oleh taksi daring atau online.
Wijiningsih, Sekretaris Perusahaan Zebra Nusantara, dalam surat jawaban pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI), menjelaskan bahwa perseroan berencana untuk tetap dengan kegiatan usaha di bidang transportasi, tapi pilihannya bukan lagi taksi, melainkan dalam bentuk transportasi shuttle atau travel bus.
"Saat ini kami sudah mengajukan permohonan perizinan untuk mengoperasikan shuttle atau travel bus ke Dinas Perhubungan [Surabaya]," kata Wijiningsih, dalam surat jawaban pertanyaan ke BEI, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (29/11/2019).
"Kami juga telah mendapatkan dukungan dari APM (Agen Tunggal Pemegang Merek Skywell) dengan penggunaan armada listrik," katanya.
Perseroan meyakini bahwa dengan mengoperasikan armada listrik maka kegiatan usaha jasa transportasi akan dijalankan dan dapat bersaing dengan operator jasa transportasi lainnya.
"Perseroan akan berupaya mengoperasikan kembali segmen usaha jasa transportasi agar Zebra yang dulu pernah menjadi ikon kota Surabaya akan taksinya, bisa kembali bersaing dengan kompetitor transportasi lainnya, mesti bukan dalam bentuk taksi lagi," tegasnya.
Oleh sebab itu, dia menegaskan saat ini fokus bisnis perusahaan ke depan yakni melakukan pengembangan kegiatan usaha bahan bakar gas BBG) dengan pemasok utama yakni PT Perusahaan Gas Negara tbk (PGAS), yang dijalankan oleh entitas anak karena sudah memiliki prospek bisnis yang jelas dan bagus.
Dalam penelaahan BEI berdasarkan laporan keuangan September 2019, mengutip surat jawaban manajemen Zebra ke BEI, otoritas bursa menyatakan, Zebra masih membukukan rugi bersih.
Namun apabila dilihat dari sisi segmen usaha, maka bisnis BBG saat ini memberikan kontribusi positif bagi Zebra. Hanya saja karena masih ada sisa beban dari segmen taksi yang cukup besar, khususnya beban lain-lain sebesar Rp 1,07 miliar, maka laba bersih dari segmen BBG tergerus dan secara konsolidasi menghasilkan rugi bersih Rp 1,29 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan periode 30 September 2019, seluruh pendapatan perusahaan diperoleh dari penjualan BBG.
"Prospek penjualan BBG perseroan sangat bagus untuk terus dikembangkan, hal ini sejalan dengan konsistensi PGN selaku suplier gas perseroan yang terus melakukan pengembangan infrastruktur dan perluasan jaringan gas setva optimalisasi pemanfaatan gas bumi," kata Wijiningsih.
Dia menjelaskan, saat ni keberlangsungan usaha gas perseroan masih berada di sekitar Surabaya dan Sidoarjo dan belum merambah ke daerah-daerah lainnya di Jawa Timur, mengingat kuota gas sudah terserap penuh dan bahkan setiap bulan permintaan gas perseroan selalu melebihi kuota.
"Nama hal tersebut [pemintaan tinggi] tak dapat dipenuhi arena perseroan harus menjual sesuai kuota yang dimiliki supaya tidak terkena surcharge dari PGN. Ini dapat dilihat bahwa sesungguhnya prospek dan keberlangsungan usaha BBG perseroan sangat menjanjikan dan layak untuk dikembangkan.
Zebra Nusantara sebelumnya mengoperasikan armada taksi dengan nama 'Zebra' dan 'Garuda' dan memasok gas untuk taksinya. Perseroan masuk bursa efek tahun 1991 dan berpusat di Surabaya, Jawa Timur. Sahamnya termasuk saham tidur, karena sepi diperdagangkan, harga di level Rp 50/saham.
(tas/hps)"ada" - Google Berita
November 29, 2019 at 04:51PM
https://ift.tt/34xU0Vo
Ada Taksi Online, Perusahaan Ini Kapok Urus Taksi Reguler - CNBC Indonesia
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ada Taksi Online, Perusahaan Ini Kapok Urus Taksi Reguler - CNBC Indonesia"
Post a Comment