TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi menyimpulkan asteroid merupakan bagian penting agar kehidupan di Bumi bisa bertahan. Selama ini, yang dianggap bisa menjaga kehidupan di Bumi adalah tersedianya air, karbon, cukup cahaya dan panas, serta gravitasi.
Dalam studi itu disebutkan, jika sebuah objek besar menabrak sebuah planet, dua hal terjadi: Materi dari objek tersebut akan ditambahkan ke massa planet, dan beberapa atmosfer di sekitar zona dampak ditendang ke luar angkasa, kata Mark Wyatt, seorang astronom dan pemimpin Universitas Cambridge.
Menurut Wyatt, yang melakukan penelitian dampak tabrakan asteroid itu, tumbukkan yang benar-benar raksasa, seperti yang membentuk Bulan, menyebabkan sebagian atmosfir akan terlepas dari planet.
Namun tumbukan yang tidak terlalu besar, malah dibutuhkan planet untuk melahirkan apa yang disebut volatil. Menurut Wyatt kepada Live Science, volatil adalah bahan kimia, seperti air dan karbon dioksida, yang dapat mendidih pada suhu rendah.
Semua kehidupan yang kita tahu bergantung pada air dan karbon untuk menopang dirinya sendiri pada tingkat kimia dasar, dan para ilmuwan percaya bahwa sifat-sifat bahan kimia itu membuatnya diperlukan agar kehidupan muncul di mana saja di alam semesta.
Tetapi tidak semua planet memulai dengan konsentrasi volatil yang diperlukan. Di awal kehidupannya, bintang jauh lebih terang. Kilau ekstra itu cukup panas untuk membakar semua debu di wilayah yang akan menjadi zona layak huni bintang - daerah yang tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin - di kemudian hari.
Temperatur awal yang panas itu kemungkinan menghilangkan air dan zat mudah menguap lainnya dari debu yang pada akhirnya akan menjadi planet layak huni. Jadi setelah planet terbentuk dan bintang mendingin, bola berbatu ini perlu memperoleh volatilnya dari tempat lain di tata surya. Dengan kata lain, mereka peru tabrakan dengan asteroid.
Para peneliti menemukan bahwa kandidat terbaik untuk memberikan volatil tanpa menanggalkan atmosfer planet dan mensterilkannya adalah benda berukuran sedang. Dampak dari asteroid dan komet selebar 20 meter 1 kilometer sangat efisien dalam menghasilkan volatil dan akan cenderung menambah lebih banyak ke atmosfer daripada mengurangkannya, kata Wyatt.
Asteroid yang lebih besar, antara sekitar 2 dan 20 km, akan cenderung melucuti atmosfer lebih banyak daripada yang mereka tambahkan.
LIVESCIENCE
"ada" - Google Berita
November 04, 2019 at 11:13AM
https://ift.tt/2qhqJ20
Studi Baru: Tabrakan Asteroid Diperlukan Bumi, tapi Ada Syaratnya - Tekno Tempo
"ada" - Google Berita
https://ift.tt/2LMx7oW
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Studi Baru: Tabrakan Asteroid Diperlukan Bumi, tapi Ada Syaratnya - Tekno Tempo"
Post a Comment